BANDUNG (Arrahmah.com) – Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Jawa Barat (Jabar) sukses menggelar lima acara sekaligus pada waktu yang hampir bersamaan di Bandung, Sabtu (15/4/2017)
Di depan Kantor HTI Jabar Jl. Jakarta Kota Bandung, usai sholat subuh Ribuan orang mengikuti tabligh akbar. Mereka berdiri tegak sambil mengibarkan panji Rasulullah. Sepanjang ruas Jalan Jakarta, tak henti-hentinya mengumandangkan takbir, tahlil dan shalawat. Para peserta mendengarkan Orasi politik ketua DPP HTI Rokhmat S. Labib hingga menjadikan semangat juang peserta tabligh akbar makin bergelora.
Sementara itu, massa HTI lainnya melaksanakan pawai berjalan mengelilingi sepanjang Jalan Jakarta, Jalan Ahmad Yani dan kembali ke Jalan Jakarta. Peserta masirah dengan tegap mengangkat tinggi panji Rasulullah sambil menyosialisasikan panji agung itu kepada masyarakat. Panji Tauhid pemersatu umat. Panji agung simbol kepemimpinan Islam. Pawai pun berjalan lancar.
Di tempat lain, yakni di Masjid Raya Kota Bandung digelar tabligh Akbar. Acara yang digelar setelah shalat shubuh berjamaah itu dihadiri oleh ribuan masyarakat dari berbagai daerah di Jawa Barat. Mereka memadati Masjid Raya kebanggaan Kota Bandung itu. Acara diisi oleh pengurus HTI Jabar Asep Soedrajat. Selepas mengikuti tabligh akbar ribuan orang kemudian bergerak keluar untuk membentangkan rayah dan liwa di lapangan rumput sintetis alun-alun Kota Bandung.
Tabligh Akbar juga digelar di Area Parkir Eks Palaguna. Dalam suasana yg makin panas dan bergairah, ribuan orang yang awalnya memadati Masjid Raya mendapatkan semangat dengan orasi politik dari Ketua DPP HTI, Rokhmat S. Labib. Rokhmat di lapangan parkir tersebut. Rokhmat menyemangati ribuan mujahid dalam meninggikan kalimah Azza Wa Jalla. Orasi politik yang bertajuk sama, “Khilafah Kewajiban Syar’i, Jalan Kebagkitan Umat” menjadi sesuatu yang menggentarkan orang-orang kafir dan munafiq.
Kegiatan berikutnya Indonesia Khilafah Forum. Forum tersebut berjalan dengan format yang bersahaja di aula salah satu rumah makan di Kota Bandung. Lebih dari 300 tokoh memadati aula, sampai sebagian dari mereka harus rela berdiri karena tempat duduk mencukupi. Dalam acara shilah ukhuwah antara Hizbut Tahrir dan tokoh umat itu, Rokhmat S. Labib menjelaskan tentang kewajiban menegakkan khilafah. Para tokoh antusias mengikuti sesi tanya jawab dengan Ketua DPP HTI, layaknya dialog sebuah keluarga besar. Acara yang berakhir pada waktu makan siang itu, ditutup dengan ramah tamah dan makan siang yang sudah disediakan.
Upaya penghadangan
Dalam siaran persnya, maktab i’lami HTI Jabar menulis bahwa
rangkaian acara yang dilakukan dalam rangkaian Masirah Panji Rasulullah Kampanye Islam Rahmatan Lil Alamin ini tidaklah mulus. “Banyak hambatan yang harus dilalui, seperti larangan oleh aparat atas nama otoritas, provokasi dari kelompok tertentu, dan gangguan di lapangan dari kelompok yang sama secara arogan” tulisnya.
Padahal, lanjutnya, secara prosedural HTI Jabar sudah menempuh langkah yang benar dan terencana baik, tetapi pada injury time Polda Jabar tidak mengeluarkan STTP dan menyarankan pembatalan acara (larangan). Hal itu disusul dengan pencabutan rekomendasi Polrestabes Bandung dan pencabutan izin penggunaan tempat acara. Tempat acara awalnya di Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat yg akan menampung tidak kurang dari 15 ribu orang. Semuanya atas nama otoritas dengan alasan karena situasi keamanan yang tidak mendukung. Padahal logikanya, harusnya pengganggu itu yang semestinya ditertibkan.
Provokasi juga terjadi dengan aksi demo dari kelompok tertentu mulai dari mendemo kantor HTI Jabar hingga demo ke DPRD dan Polisi, mulai Polsek hingga Polda; untuk memberikan tekanan kepada aparat agar menggagalkan acara Hizbut Tahrir. Rupanya upaya kelompok tersebut berhasil menekan aparat.
Gangguan di lapangan juga terjadi dengan cara yang tidak elegan. Mendemo Kantor HTI dengan menyobek baligho, ancaman pembubaran acara, menduduki tempat acara, teror-teror melalui media online dan pesan singkat, serta bukti-bukti lainnya. Gangguan juga datang dari pihak aparat, mulai dari menghadang bus dari daerah, menekan PO bus untuk membatalkan, hingga tidak memberikan izin tempat konferensi tokoh di salah satu hotel bintang empat di Kota Bandung.
“Namun demikian, atas izin dan pertolongan Allah acara berjalan dengan lancar karena dengan sigap panitia melakukan penjadualan ulang, memindahkan tempat acara dan memecahnya menjadi di beberapa titik. Acara berjalan sukses tanpa ada gangguan berarti apalagi pembubaran. Isu pembubaran adalah berita bohong yang disebarkan pihak tertentu” paparnya dalam siaran pers HTI jabar.
(*/arrahmah.com)