JAKARTA (Arrahmah.com) – Ratusan peserta aksi dari Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) mengadakan orasi di depan Balai Kota, Jakarta, Selasa (8/1/2013). Massa aksi ini mendesak agar Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo menolak rencana pembangunan gedung baru Kedutaan Besar Amerika Serikat untuk Indonesia yang dinilai fasilitas itu digunakan untuk mengokohkan penjajahan AS di Indonesia, khususnya di bidang politik dan ekonomi.
“Kalau lah tampak bahwa dalam pembangunan gedung Kedubes itu menguntungkan Indonesia karena bakal melibatkan ribuan pekerja dan ratusan pemasok, tapi kerugian yang bakal ditimbulkan oleh penjajahan di masa datang pasti akan jauh lebih besar,” ujar juru bicara HTI Muhammad Ismail Yusanto, di Balai Kota, Jakarta.
Mereka menilai, dengan pembangunan gedung baru ini, ada upaya AS untuk menghentikan perjuangan umat Islam di Indonesia.
Belum lagi, mereka menduga dengan pembangunan gedung baru Kedubes AS akan dibangun pangkalan militer AS di dalamnya.
Kata Ismail, pembangunan Kedubes AS yang berada di Jalan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat bernilai Rp 4,2 triliun. Gedung baru itu akan digunakan sebagai ruang kerja seluas 36 ribu meter persegi. Dengan luas itu, maka Kedubes AS di Indonesia akan menjadi terbesar ketiga setelah Irak dan Pakistan.
Selain itu, perluasan Kedubes AS diperkirakan akan menjadi lokasi semacam pangkalan militer AS. Mengingat, AS juga membuka pangkalan udara di Darwin, Australia. Belakangan tentara AS terlihat masuk ke wilayah Indonesia di Papua tanpa mengenakan baju militer.
Termasuk pengoperasian kembali instalasi militer AS Navy Medical Research Unit 2 (Namru-2) meski telah lama ditutup.
Terpantau, pagi ini ratusan pendemo HTI yang mengenakan pakaian serba hitam. Tidak hanya laki-laki, tetapi perempuan pun ikut meramaikan aksinya dan mengepug Balai Kota tersebut.
Mereka membawa perangkat aksi berupa Bendera dan spanduk besar dan payung karena aksi mereka dikala Jakarta diguyur hujan. (bilal/arrahmah.com)