JAKARTA (Arrahmah.com) – Ratusan orang yang tergabung dalam Hizbut Tahrir Indonesia menggelar aksi unjuk rasa di depan Kedutaan Besar Myanmar untuk Indonesia. Dalam orasinya, para demonstran mengecam keras pembunuhan kaum minoritas muslim di Rohingya, Myanmar. Sejak Juni lalu, korban dari pihak muslim mencapai 20 ribu orang.
“Kita mengutuk keras rezim Myanmar yang melakukan kekerasan terhadap muslim Rohingya,” kata ustadz Rohmat S. Labib Ketua DPP Hizbut Tahrir Indonesia di depan Kedubes myanmar, Jl.H.Agus Salim, Jakarta, Jum’at (3/8).
Dalam aksinya itu mereka menuntut Presiden SBY sebagai penguasa di Negeri Muslim terbesar untuk bertanggung jawab menekan rezim Myanmar menghentikan tindakan biadabnya.
“Kita meminta pemerintah untuk mengirim pasukan ke Myanmar. Satu yang ditunggu komando SBY kepada tentara untuk menyerbu Myanmar,” Ujar ustadz Labib.
Dalam aksi ini mereka juga menuntut pemerintah Myanmar menghentikan segala kebijakan yang bertujuan membersihkan keberadaan muslim Rohingya dari wilayah Arakan, Myanmar.
“Pemerintah mereka (Thein Sein) bertindak kejam. Pernyataannya kan hanya ada dua polihan buat Rohingya: Deportasi atau tinggal di kamp pengungsi,” Imbuh Labib.
Mereka juga menyatakan kekecewaan terhadap tokoh demokrasi Myanmar, Aung San Suu Kyi.
Para demonstran juga membawa atribut serta spanduk yang bertuliskan ‘Kami tidak rela saudara muslim kami dibantai’. Sekitar seratus anggota Kepolisian yang tergabung dari satuan Polsek Menteng dan Polres Jakarta Pusat mengawal unjuk rasa tersebut. Meski begitu, unjuk rasa berlangsung tertib.
Sebagiamana diberitakan, kaum muslim di wilayah Rakhine, Rohingya Myanmar mengalami berbagai kekerasan bahkan pembantaian oleh umat Budha. Situasi tersebut semakin parah saat tentara Myanmar terlibat dalam aksi-aksi kekerasan di Rohingya dan pemerintah Rangon terkesan tidak peduli. (bilal/arrahmah.com)