BASRA (Arrahmah.com) – Pasukan keamanan Irak menggunakan kekuatan mematikan dan berlebihan dalam melawan demonstra di kota selatan Basra, Human Rights Watch (HRW) mengatakan kemarin (24/7/2018).
Dalam sebuah pernyataan, kelompok hak asasi manusia yang bermarkas di New York mengatakan mereka mengelidiki delapan demonstrasi, di mana enam di antaranya pasukan keamanan diduga menembakkan peluru tajam dan melukai setidaknya tujuh pendemo, lansir MEMO.
Menurut kelompok itu, pasukan keamanan juga melempar batu dan memukul sedikitnya 47 orang, termasuk 29 selama atau setelah penangkapan.
“Pihak berwenang Irak perlu secara kredibel dan tidak memihak menyelidiki penggunaan kekuatan mematikan yang berlebihan di Basra, bahkan ketika protes berubah menjadi kekerasan,” ujar Sarah Leah Whitson, direktur HRW Timur Tengah.
“Selama pemerintah gagal mengatasi keluhan pengunjuk rasa, bahaya protes berdarah tetap nyata,” tambahnya.
Protes pertama kali meletus di Basra, di mana para pendemo mengecam layanan publik yang buruk, pengangguran yang tinggi dan kekurangan listrik yang kronis.
Beberapa hari terakhir telah menyaksikan protes menyebar dari Irak selatan ke sejumlah kota dan provinsi lain, termasuk ibu kota Irak, di mana pemerintah memangkas akses internet dan melarang beberapa platform media sosial dengan harapan mencegah protes berkembang.
Sedikitnya 14 pendemo tewas dan puluhan lainnya terluka sejak protes dimulai tiga minggu lalu. (haninmazaya/arrahmah.com)