LONDON (Arrahmah.com) – Saat perhatian dunia mulai berkurang, sebuah kelompok hak asasi manusia internasional terkemuka telah memperingatkan bahwa ratusan warga Muslim di bagian barat Republik Afrika Tengah terjebak di kamp-kamp dalam kondisi yang mengenaskan.
“Mereka terjebak di beberapa daerah kantong dengan menghadapi pilihan suram: pergi dan menghadapi kemungkinan serangan dari pejuang anti-Balaka, atau tinggal dan mati karena kelaparan dan penyakit,” Lewis Mudge, peneliti Afrika di Human Rights Watch, mengatakan dalam sebuah pernyataan sebagaimana yang dilansir oleh OnIslam.net.
“Meskipun ada alasan yang baik untuk memastikan bahwa populasi Muslim di negara itu tidak semakin berkurang, dalam situasi saat ini, kebijakan pemerintah yang tidak ada evakuasi benar-benar tidak dapat dipertahankan.”
Muslim CAR telah menghadapi ancaman kematian di tangan milisi Kristen anti-Balaka pada akhir 2013 dan pada awal 2014. Menurut laporan PBB, milisi Anti-balaka telah menggerebek rumah, membunuh anak-anak dan perempuan, melakukan penjarahan dan merusak harta milik Muslim. Selain itu menurut penyelidikan PBB, juga terdapat kekerasan seksual.
Berusaha menyelamatkan diri dari kematian, banyak Muslim yang pergi ke kantong-kantong Muslim di Yaloké barat, Carnot, dan Boda, hanya untuk terjebak.
Menurut misi penelitian Human Rights Watch dari 7 Desember sampai 14 Desember 2014, diperkirakan Muslim berjumlah 1.750, dan telah putus asa untuk pergi.
Mereka yang tidak mampu mencapai Kamerun atau Chad menjadi terperangkap dalam daerah kantong, di mana mereka telah menghabiskan waktu selama berbulan-bulan dalam kondisi yang sulit.
Juga pada Senin (22/12), pihak berwenang mengatakan bahwa sedikitnya 20 orang telah tewas dalam kekerasan baru-baru ini antara kelompok bersenjata setelah milisi Kristen melancarkan serangan terhadap anggota kelompok Muslim Seleka di Bambri.
(ameera/arrahmah.com)