SANA’A (Arrahmah.id) – Kelompok teroris Syiah Houtsi Yaman telah mengumumkan gencatan senjata tiga hari dan prospek gencatan senjata “permanen” jika koalisi pimpinan Saudi mengakhiri operasinya terhadap negara miskin itu.
Pernyataan itu muncul sehari setelah gelombang serangan pesawat tak berawak dan rudal menghantam sasaran di seluruh Arab Saudi, termasuk pabrik minyak di dekat balapan Formula Satu di Jeddah, yang memicu kebakaran besar.
Pada Sabtu (26/3/2022), setidaknya tujuh orang dilaporkan tewas dalam serangan udara yang dilakukan oleh koalisi pimpinan Saudi di Sana’a dan Hudaidah.
Houtsi mengatakan serangan oleh koalisi menghantam pembangkit listrik, stasiun pasokan bahan bakar dan kantor asuransi sosial yang dikelola negara di ibu kota.
Kemudian, pemimpin politik Houtsi Mahdi al-Mashat mengumumkan penangguhan serangan rudal dan pesawat tak berawak dan semua tindakan militer untuk jangka waktu tiga hari.
“Ini adalah undangan yang tulus dan langkah-langkah praktis untuk membangun kembali kepercayaan dan membawa semua pihak dari arena pembicaraan ke arena tindakan,” klaim al-Mashat, seperti dilansir Al Jazeera.
“Dan kami siap untuk mengubah deklarasi ini menjadi komitmen final dan permanen jika Arab Saudi berkomitmen untuk mengakhiri pengepungan dan menghentikan serangannya di Yaman untuk selamanya,” tambahnya.
Tidak ada tanggapan langsung dari Arab Saudi.
Gencatan senjata itu terjadi pada peringatan ketujuh intervensi koalisi pimpinan Saudi untuk mendukung pemerintah Yaman setelah Houtsi yang didukung Iran merebut ibu kota Sana’a pada 2014. (haninmazaya/arrahmah.id)