SANA’A (Arrahmah.com) – Kelompok teroris Syiah Houtsi yang didukung Iran belum membebaskan tahanan Yaman yang dipekerjakan oleh pemerintah AS, kata seorang pejabat Departemen Luar Negeri, Jumat (19/11/2021).
Sementara itu, PBB mengecam kelompok itu karena penahanannya terhadap staf lokal dan pelanggarannya terhadap Kedutaan Besar AS di Sana’a.
“Anggota Dewan Keamanan mengutuk dengan keras penyitaan dan penyusupan baru-baru ini dan yang masih berlangsung di dalam kompleks yang sebelumnya digunakan sebagai Kedutaan Besar AS di Sana’a, Yaman, oleh Houtsi, di mana puluhan karyawan lokal ditahan,” Dewan Keamanan mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Kamis.
Milisi Houtsi Yaman telah menahan staf Kedutaan Besar AS dan menyita properti dari kompleks Kedutaan Besar AS, kata seorang pejabat Departemen Luar Negeri kepada Al Arabiya pekan lalu.
Pada Jumat, seorang juru bicara Departemen Luar Negeri mengatakan mayoritas yang ditahan telah dibebaskan, “tetapi Houtsi masih menahan karyawan Kedutaan Yaman lainnya.”
“Kami prihatin bahwa staf Kedutaan Besar AS di Sana’a Yaman terus ditahan tanpa penjelasan dan kami menyerukan pembebasan segera mereka,” tambah pejabat itu.
Komentar yang diberikan hampir sama dengan komentar sebelumnya dari Departemen Luar Negeri.
Departemen Luar Negeri terus bungkam tentang situasi tersebut.
Washington telah “tidak henti-hentinya melakukan upaya diplomatik untuk mengamankan pembebasan mereka,” kata pejabat Departemen Luar Negeri.
Bloomberg melaporkan bahwa setidaknya 25 warga Yaman ditahan oleh Houtsi dalam beberapa pekan terakhir, mengutip dua orang yang mengetahui masalah tersebut.
Secara terpisah, terungkap pada Rabu bahwa Houtsi juga menahan anggota staf PBB, Juru Bicara Stephane Dujarric mengatakan kepada wartawan.
Dua pegawai PBB, keduanya warga Yaman, masih ditahan oleh Houtsi, meskipun diberitahu oleh pejabat Houtsi bahwa mereka akan dibebaskan. (haninmazaya/arrahmah.com)