SANA’A (Arrahmah.id) – Perjanjian normalisasi Arab Saudi dengan Iran tidak akan berdampak pada perang Yaman karena Houtsi bukanlah “bawahan” Teheran, klaim juru bicara milisi yang didukung Iran kepada TV al-Mayadeen Libanon.
“Arab Saudi harus tahu bahwa hubungan kami dengan Iran bukanlah hubungan subordinasi. Ini adalah hubungan ‘persaudaraan Islam’. Menyelesaikan masalah Yaman [hanya dapat dicapai melalui negosiasi] antara Sana’a dan Riyadh, dan bukan Teheran dan Riyadh,” kata anggota sayap politik Houtsi, Abdulwahab al-Mahbashi.
Arab Saudi dan Iran pada Jumat mengumumkan sebuah kesepakatan penting yang ditengahi oleh Cina untuk membangun kembali hubungan diplomatik dan membuka kembali kedutaan besar setelah tujuh tahun ketegangan yang meningkat, mendukung pihak-pihak yang berlawanan dalam konflik regional dan mendukung partai-partai yang berbeda dalam barisan politik di Timur Tengah, lansir Al Arabiya (12/3/2023).
Perang di Yaman, sejak meletus pada 2014, telah menjadi medan perang di mana kedua belah pihak yang bertikai didukung oleh Riyadh di satu sisi dan Teheran di sisi lain. Arab Saudi mendukung pemerintah Yaman yang diakui secara internasional dan membentuk Koalisi Arab untuk mendukungnya secara militer melawan milisi Syiah Houtsi yang didukung Iran.
Telah lama diketahui oleh pemerintah Arab dan Barat bahwa Iran menyediakan senjata untuk milisi Houtsi -yang digunakan milisi Houtsi untuk melakukan serangan lintas batas yang sebagian besar menargetkan Arab Saudi dan UEA. Angkatan laut AS dan Inggris di wilayah tersebut telah berulang kali selama bertahun-tahun mencegat banyak pengiriman senjata buatan Iran di kapal-kapal yang menuju ke Yaman.
Al-Mahbashi mengatakan: “Bahkan jika Arab Saudi menandatangani perjanjian pertahanan bersama dan [membentuk] aliansi militer dengan Iran, itu tidak akan melindunginya dari kami, selama mereka terus melanjutkan agresinya terhadap kami.”
Sementara itu, misi Iran untuk PBB mengatakan pada Ahad (12/3) bahwa terobosan perjanjian dengan Arab Saudi yang menormalkan hubungan akan membantu mewujudkan resolusi politik untuk perang di Yaman, kantor berita IRNA melaporkan.
Al-Mahbashi menambahkan bahwa meskipun Arab Saudi telah mencapai kesepakatan dengan Iran, Kerajaan Arab Saudi tidak mungkin menormalkan hubungan dengan kelompok-kelompok yang bersekutu dengan Iran seperti “Hizbullah” di Libanon atau “gerakan-gerakan perlawanan” Palestina -mengacu pada Hamas dan kelompok-kelompok anti-Israel lainnya. (haninmazaya/arrahmah.id)