SANA’A (Arrahmah.id) – Kelompok Syiah Houtsi Yaman pada Ahad (4/2/2024) mengatakan bahwa serangan udara AS dan Inggris “tidak akan menghalangi kami” dan bersumpah untuk membalas setelah puluhan target dihantam sebagai pembalasan atas serangan berulang kali yang dilancarkan oleh kelompok tersebut yang didukung oleh Iran di Laut Merah.
Serangan udara gabungan di Yaman pada Sabtu malam itu menyusul gelombang serangan sepihak Amerika secara terpisah terhadap target-target yang terkait dengan Iran di Irak dan Suriah sebagai tanggapan atas serangan pesawat tak berawak yang menewaskan tiga tentara Amerika di Yordania.
Ini adalah ketiga kalinya pasukan Inggris dan Amerika bersama-sama menargetkan Houtsi, yang serangannya diklaim sebagai bentuk solidaritas terhadap warga Palestina di Gaza yang dilanda perang telah mengganggu perdagangan global.
Amerika Serikat juga telah melakukan serangkaian serangan udara terhadap pemberontak Yaman secara terpisah, namun serangan mereka terhadap rute perdagangan Laut Merah yang vital tetap berlanjut.
Serangan hari Sabtu menghantam “36 target Houtsi di 13 lokasi di Yaman sebagai tanggapan atas serangan Houthi yang terus berlanjut terhadap pelayaran internasional dan komersial serta kapal-kapal angkatan laut yang transit di Laut Merah,” kata Amerika Serikat, Inggris dan negara-negara lain yang memberikan dukungan untuk operasi tersebut dalam sebuah pernyataan.
Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mengatakan bahwa serangan-serangan tersebut “dimaksudkan untuk semakin mengganggu dan menurunkan kemampuan milisi Houtsi yang didukung Iran dalam melakukan serangan-serangan mereka yang sembrono dan mengganggu stabilitas.”
Baik Austin maupun pernyataan bersama tidak mengidentifikasi tempat-tempat spesifik yang menjadi sasaran serangan, namun juru bicara militer Houtsi, Yahya Saree mengatakan bahwa ibu kota Sana’a dan daerah-daerah lain yang dikuasai Houtsi menjadi target serangan.
Saree melaporkan total 48 serangan udara, dan mengatakan di platform media sosial X bahwa “serangan-serangan ini tidak akan menghalangi kami dari pendirian kami … untuk mendukung rakyat Palestina yang gigih di Jalur Gaza,” di mana perang Israel-Hamas telah berkecamuk sejak awal Oktober.
Serangan terbaru ini “tidak akan berlalu tanpa tanggapan dan hukuman,” kata Saree.
Kementerian pertahanan Inggris mengatakan pesawat tempur Royal Air Force Typhoon menghantam target termasuk dua stasiun kontrol darat yang digunakan untuk mengoperasikan pesawat tak berawak penyerang dan pengintai.
Austin mengatakan bahwa “pasukan koalisi menargetkan 13 lokasi yang terkait dengan fasilitas penyimpanan senjata, sistem rudal dan peluncur, sistem pertahanan udara, dan radar milik Houtsi yang terkubur dalam-dalam.”
Tidak ada laporan langsung mengenai korban jiwa. (haninmazaya/arrahmah.id)