AMRAN (Arrahmah.id) – Mayat 16 orang yang diduga telah diculik dan dieksekusi oleh kelompok teroris Houtsi yang didukung Iran lebih dari satu dekade yang lalu telah ditemukan di provinsi Amran, Yaman utara.
Kelompok-kelompok hak asasi manusia, laporan media, dan para pejabat mengatakan bahwa mayat-mayat tersebut ditemukan di kuburan massal di sebuah gua di Distrik Harf Sufyan yang digunakan oleh kelompok teroris tersebut pada 2010 untuk menguburkan para korbannya, lansir Arab News (5/7/2023).
Saada, pusat milisi Yaman, dan provinsi Amran yang berdekatan merupakan tempat terjadinya enam konflik berdarah antara tentara Yaman dan Houtsi dari 2004 hingga 2010, yang mengakibatkan kematian ratusan pejuang dan warga sipil.
Houtsi baru-baru ini mengakui telah menculik 16 orang, termasuk para pemimpin suku, dari rumah mereka di Amran, menuduh mereka bertempur di sisi angkatan bersenjata Yaman, kemudian mengeksekusi mereka dan mengubur mayat-mayat mereka di sebuah gua. Kelompok tersebut kemudian menunjukkan lokasi pemakaman kepada keluarga mereka.
Abdulrahman Berman, seorang advokat hak asasi manusia Yaman dan direktur Pusat Keadilan Amerika, mengatakan bahwa para pemimpin suku, pejabat lokal, dan kerabat almarhum telah melakukan aksi duduk untuk menekan Houtsi agar memberikan informasi tentang apa yang terjadi pada para korban penculikan.
Yusuf Al-Madani, seorang pemimpin militer senior Houtsi, mengatakan kepada pertemuan tersebut bahwa para tahanan telah dieksekusi satu tahun setelah penangkapan mereka selama pertempuran dengan pemerintah Yaman.
Ali Al-Fakih, editor Al-Masdar Online, mengatakan kepada Arab News bahwa Houtsi berusaha untuk menekan kemarahan keluarga dengan membayar jutaan riyal kepada mereka.
Dia mengatakan penemuan mayat-mayat tersebut akan mendorong orang-orang lain yang kerabatnya diculik oleh Houtsi beberapa tahun yang lalu untuk meminta agar keberadaan mereka diungkap.
“Masih banyak kasus penghilangan paksa dan eksekusi yang belum terungkap hingga hari ini. Saya yakin banyak kasus serupa akan muncul di masa depan, dan orang-orang akan terdorong untuk mencari orang-orang yang mereka cintai,” tambah Al-Fakih. (haninmazaya/arrahmah.id)