SANA’A (Arrahmah.id) – Gerakan Syiah Houtsi Yaman telah memilih untuk melanjutkan operasi melawan “Israel” untuk mendukung Palestina di Jalur Gaza yang terkepung hingga negara pendudukan itu mengakhiri serangan genosida.
Pengumuman ini muncul setelah angkatan bersenjata yang bersekutu dengan Houtsi menjatuhkan pesawat tanpa awak MQ-9 Reaper milik Amerika Serikat kemarin. Menurut juru bicara militer Yahya Saree, pesawat tak berawak tersebut sedang melakukan operasi “permusuhan, pemantauan, dan mata-mata” di atas perairan teritorial Yaman, lansir MEMO (9/11/2023).
Ini bukan pertama kalinya Houtsi menembak jatuh pesawat tak berawak milik AS. Menurut AFP, klaim terbaru ini telah dikonfirmasi oleh seorang pejabat senior pertahanan AS.
Dalam sebuah unggahan di platform media sosial X, juru bicara Houtsi, Mohammed Abdul-Salam, mengatakan bahwa, “Penembakan jatuh pesawat tak berawak AS menunjukkan bahwa angkatan bersenjata kami akan terus melanjutkan operasi mereka untuk mendukung Gaza hingga tindakan agresi ‘Israel’ berhenti.”
Pasukan Yaman melancarkan serangan militer berskala besar terhadap target-target “Israel” pada 31 Oktober dengan menggunakan “sejumlah besar rudal balistik dan rudal bersayap, serta sejumlah besar pesawat tak berawak.” Pada Selasa, Saree mengumumkan bahwa beberapa pesawat tak berawak telah diluncurkan ke situs-situs “sensitif” di “Israel”.
Perdana Menteri caretaker Pemerintah Keselamatan Nasional (NSG) di Sana’a, Abdul Aziz Bin Habtoor, mengatakan kepada Al-Alam bahwa, “Sana’a tidak akan berhenti sampai mesin pembunuh Zionis berhenti di Gaza. Ini adalah tugas suci bagi kami dan semua Muslim dan Arab. Namun, ini adalah tugas utama negara-negara Arab.”
Negara apartheid itu telah membunuh lebih dari 10.000 warga Palestina sejak 7 Oktober lalu, sebagian besar perempuan dan anak-anak, dan melukai lebih dari 26.000 lainnya. (haninmazaya/arrahmah.id)