SANA’A (Arrahmah.id) – Kelompok Syiah Houtsi di Yaman mengatakan bahwa mereka akan menargetkan semua kapal yang menuju ke “Israel”, tanpa memandang kewarganegaraan mereka, dan memperingatkan semua perusahaan pelayaran internasional agar tidak berurusan dengan pelabuhan-pelabuhan “Israel”.
“Jika Gaza tidak menerima makanan dan obat-obatan yang dibutuhkannya, semua kapal di Laut Merah yang menuju ke pelabuhan ‘Israel’, terlepas dari kebangsaan mereka, akan menjadi target angkatan bersenjata kami,” ujar juru bicara kelompok tersebut dalam sebuah pernyataan pada Sabtu (9/12/2023), lansir Al Jazeera.
Kelompok yang bersekutu dengan Iran ini meningkatkan risiko konflik regional saat “Israel” terus membombardir Gaza untuk bulan ketiga, menewaskan lebih dari 17.700 orang sejauh ini dan melukai hampir 49.000 lainnya.
Dalam beberapa pekan terakhir, Houtsi telah menyerang dan menyita beberapa kapal yang terkait dengan “Israel” di Laut Merah dan Selat Bab al-Mandab, jalur laut yang digunakan untuk mengirimkan sebagian besar minyak dunia, dan menembakkan rudal balistik serta pesawat tak berawak ke arah “Israel”.
Dalam salah satu insiden terbaru, tiga kapal komersial diserang di perairan internasional pekan lalu, yang mendorong kapal perusak Angkatan Laut AS untuk turun tangan.
Pekan lalu, Houtsi menyerang dua kapal di lepas pantai Yaman, termasuk sebuah kapal berbendera Bahama, dan mengklaim bahwa kapal-kapal tersebut adalah milik “Israel”.
Dan bulan lalu, pasukan pemberontak menyita Galaxy Leader, sebuah kapal kargo yang memiliki hubungan dengan “Israel”, seraya memperingatkan bahwa mereka akan menargetkan semua kapal yang memiliki hubungan dengan “Israel” dan menyerukan kepada berbagai negara untuk tidak mengizinkan warga negara mereka untuk menjadi kru kapal-kapal tersebut.
Para pejabat Houtsi mengklaim bahwa tindakan mereka adalah bentuk dukungan terhadap Palestina. “Israel” mengatakan bahwa serangan terhadap kapal-kapal tersebut merupakan “aksi terorisme Iran” yang memiliki konsekuensi bagi keamanan maritim internasional.
Amerika Serikat dan Inggris mengutuk serangan tersebut, dan menyalahkan Iran atas perannya dalam mendukung Houtsi. Teheran mengatakan bahwa sekutu-sekutunya membuat keputusan secara independen. (haninmazaya/arrahmah.id)