SANAA (Arrahmah.id) – Pemberontak Syiah Houtsi mengatakan mereka telah mulai membatasi masuknya pesawat bantuan ke Sanaa pada Sabtu (25/3/2023).
Pesawat bantuan – termasuk dari PBB – tidak akan diizinkan untuk mengakses ibu kota dari Sabtu (25/3) hingga Kamis depan (30/3) menurut Otoritas Penerbangan Sipil yang dikuasai pemberontak. Mereka kemudian akan diizinkan masuk hanya pada Jumat.
Houtsi yang bersekutu dengan Iran mengambil langkah tersebut sejak penerbangan komersial masuk dan keluar dari Sanaa diduga telah dilarang, begitu pula pemesanan penerbangan ke luar kota.
Gencatan senjata diberlakukan di Yaman selama enam bulan tahun lalu, tetapi berakhir pada Oktober.
Houtsi dan pemerintah saling menyalahkan atas runtuhnya perjanjian.
Perang di Yaman dimulai pada 2014 ketika Houtsi merebut Sanaa dari pemerintah yang diakui secara internasional.
Setahun kemudian, koalisi pimpinan Saudi memasuki konflik untuk mendukung pemerintah.
Kedua belah pihak telah dituduh melakukan pelanggaran berat oleh kelompok HAM, dan situasi di Yaman dianggap sebagai salah satu krisis kemanusiaan terburuk di dunia.
Ratusan ribu orang telah terbunuh secara langsung maupun tidak langsung oleh perang, dengan 4,5 juta orang mengungsi di dalam negeri dan lebih dari dua pertiga penduduk hidup di bawah garis kemiskinan, menurut perkiraan PBB. (zarahamala/arrahmah.id)