JAKARTA (Arrahmah.com) – Gelombang penolakan atas kehadiran tokoh feminis-lesbian penghina nabi Irshad Manji. Kali ini yang menolak warga negara Kanada itu adalah Hotel-hotel di Jakarta. Termasuk hotel-hotel besar. Mereka tak mau beresiko tempatnya didatangi ormas-ormas Islam.
Imam menyatakan, Irshad akhirnya dapat menginap karena diterima di Hotel Ritz Carlton SCBD. Dua hotel ternama juga sempat menolak Manji, menurut dia, beralasan bahwa Manji adalah orang kontroversial.
“Tidak ada hotel yang mau menerima Irshad Manji. Ritz Carlton (Kuningan) tidak mau terima, Kartika Chandra juga, yang mau terima hanya Ritz Carlton SCBD,” tutur Kapolres Jakarta Selatan Kombes Pol Imam Sugianto,, Senin (7/5/2012).
Imam menuturkan banyak ormas dan warga sekitar lokasi diskusi buku yang menganggap jika Irshad Manji adalah tokoh yang kontroversial. Penghentian dan pengamanan Irshad Manji menurut Imam dilakukan agar tidak terjadi kerusuhan di lapangan apalagi sampai menimbulkan korban.
Hal ini juga, yang menurut Imam, menjadi alasan massa berkumpul dan meminta Irshad menghentikan diskusi di Salihara. Imam menyatakan, alasan Polisi membubarkan diskusi tersebut karena Salihara tidak menyampaikan pemberitahuan atas pelaksanaan diskusi kontroversial ini.
Polisi juga mengambil keputusan untuk membubarkan karena melihat potensi jatuhnya korban dari peristiwa tersebut. “Banyak reaksi, ormas dan masyarakat kumpul, kalau tidak kami bubarkan akan jatuh korban,” katanya.
Di Jakarta, selain menggelar diskusi buku “Allah, Liberty and Love” di Salihara, Irshad Manji juga datang ke kantor Aliansi Jurnalis Independen (AJI) di Kalibata Timur, Jakarta Selatan, pada Sabtu malam (6/5/2012). Berbeda dengan di Salihara, diskusi di AJI berjalan hampir satu setengah jam. Tetapi satu jam sebelum acara selesai sesuai jadwal panitia, polisi sudah mengevakuasi Irshad Manji. Irshad dijemput langsung Kapolres Jaksel Kombes Pol Imam Sugianto dengan menumpang Kijang Innova dan pengawalan ketat kepolisian.
Sebagaimana diketahui, Irshad Manji sendiri, merupakan sosok feminis yang sangat sering menghujat Islam. Dalam bukunya , ‘Beriman Tanpa Rasa Takut: Tantangan Umat Islam Saat Ini‘,mengungkapkan Cerita bernada penghinaan terhadap nabi Muhammad SAW dan keraguan terhadap al-Qur’an dari riwayat lemah dan palsu yang menjadi favorit kaum orientalis untuk menyerang al-Quran dan Nabi Muhammad saw. “Sebagai seorang pedagang buta huruf, Muhammad bergantung pada para pencatat untuk mencatat kata-kata yang didengarnya dari Allah. Kadang-kadang Nabi sendiri mengalami penderitaan yang luar biasa untuk menguraikan apa yang ia dengar. Itulah bagaimana “ayat-ayat setan” – ayat-ayat yang memuja berhala – dilaporkan pernah diterima oleh Muhammad dan dicatat sebagai ayat otentik untuk al-Quran. Nabi kemudian mencoret ayat-ayat tersebut, menyalahkan tipu daya setan sebagai penyebab kesalahan catat tersebut”. Cerita ini yang pernah diungkap pula oleh terfatwa mati Salman Rushdie dalam novelnya yang menghina nabi ‘Ayat-ayat Setan’. (bilal/arrahmah.com)