(Arrahmah.com) – Di era informasi berbasis internet ini, berbagai produk turunannya cukup beragam. Jika media cetak konvensional produknya berupa koran, tabloid, dan majalah, maka media berbasis internet punya beragam produk. Antara lain, media online yang tersaji melalui koneksi internet. Masuk dalam kategori ini adalah email, blog, website, media sosial, serta aplikasi chatting (WhatsApp, Line, Telegram, dan sejenisnya).
Media online secara mudah bisa kita dapatkan dalam bentuknya dot.com. Ini adalah jenis media yang memuat beragam informasi dengan suatu domain tertentu. Google, Yahoo, Facebook, dan portal-portal berita adalah diantaranya.
Adapun media sosial merupakan bagian dari media online yang berfungsi sebagai forum online untuk berbagai keperluan interaksi sosial dan bisnis, melibatkan orang-orang tanpa batas wilayah atau negara tertentu. Siapa pun bisa memanfaatkan media sosial untuk segala keperluan, termasuk pencitraan diri.
Para politikus, artis, dan orang-orang yang hendak mempopulerkan diri umumnya menggunakan media ini, agar dikenal sampai mancanegara. Di musim pemilu dan pilkada misalnya, media online dalam berbagai ragamnya akan bermunculan untuk kepentingan pencitraan. Media sosial yang banyak digunakan di Indonesia, antara lain, Blog, Twitter, Facebook, Linkedin, Youtube, Google Plus, serta Flickr.
Para pengguna media sosial dimana saja dan kapan saja bisa mengakses berbagai informasi, baik dengan cara mencari di berbagai media online maupun di group-group media sosial yang ia ikuti. Berbagai berita berseliweran, satu sama lain saling kirim, maka jadilah viral yang tak berujung.
Di sinilah kita mesti hati-hati dan bijak dalam mensikapi semua berita yang bertebaran itu. Jika kita tidak ber-tabayyun dulu, bisa jadi informasi yang kita sebarkan tersebut adalah hoax alias palsu atau bohong. Berapa banyak orang-orang yang punya nama yang sedang sakit lalu dikabarkan meninggal, padahal yang bersangkutan tidak demikian keadaannya. Berita-berita hoax itu umumnya yang banyak memancing perhatian banyak orang. Misalnya, temuan di bidang kesehatan dan pengobatan, mualafnya para pesohor dunia, sakitnya para selebritis, kutipan bahkan pernyataan para tokoh(padahal sang tokoh tidak mengeluarkan pernyataan seperti yang tersebar), dan seterusnya.
Untuk mengetahui sebuah berita itu hoax atau asli, ada beberapa proses tabayyun yang mesti ditempuh.
Pertama, periksa dulu asal-usul tulisan atau gambar tersebut darimana. Jika asal-usulnya dari situs-situs yang tidak jelas, atau situs-situs yang selama ini dikenal sebagai situs yang sering menyebarkan berita hoax, maka waspadalah! Berita-berita hoax di Indonesia tidak selamanya asli buatan dalam negeri; jamak terjadi berasal dari terjemahan, khusunya jika menyangkut temuan-temuan ilmiah.
Kedua, periksa juga siapa yang menulis. Berita hoax umumnya anonim atau bisa juga seakan-akan benar dengan menggunakan nama orang-orang yang sudah dikenal. Jika ada namanya, coba telusuri asal-usul tulisan tersebut dengan cara masuk ke blog atau web atau alamat-alamat penulis yang bisa diakses.
Ketiga, jika informasi yang hendak kita cari ada gambarnya, maka yang mesti kita lakukan adalah minta bantuan pada google image, upload gambarnya, lalu cari darimana asal-usul gambar tersebut plus apa berita yang berkait dengan gambar tersebut. Jika sudah muncul gambarnya, periksa tanggalnya, lihat judul beritanya, dan apa isi informasinya. Dari sini akan diketahui keshahihan informasi tersebut.
Bagi kita sebagai pengguna, mulai hari ini tahan dirilah, tidak asal kirim apa yang kita dapatkan. Tabayyun dulu, jika sudah jelas shahih, boleh dikirim sebagai amal shaleh. Tapi, jika kita sendiri tidak yakin keshahihannya, hendaklah melakukan tabayyun dulu, jika tidak bisa, maka tahanlah, jangan disebar, karena Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam memberi peringatan kepada umatnya dalam sebuah Sabdanya berikut ini:
كَفَى بِالْمَرْءِ كَذِبًا أَنْ يُحَدِّثَ بِكُلِّ مَا سَمِعَ
“Cukuplah seseorang dianggap pendusta ketika dia menceritakan (menyebarkan) apa saja yang dia dengar.”
(Mukadimah Shahih Muslim)
Dan, menyebar berita dusta akan menuai dosa! Wallahu A’lam.
Al-Faqir Ilallah – Herry Mohammad
(*/arrahmah.com)