JAKARTA (Arrahmah.com) – Presiden Joko Widodo resmi melantik sembilan anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) di Istana Negara, Jakarta, Senin 19 Januari 2015. Sembilan orang pilihan Jokowi yang didominasi wakil parpol telah mengundang kritik.
Paling kontroversial dalam tubuh Wantimpres kali ini adalah Jan Darmadi yang mewakili Nasdem. Dia diduga sebagai pemilik beberapa tempat perjudian di Petak IX, Copacobana, Lofto Fair Hailal dan Jakarta Theater kala Gubernur DKI Ali Sadikit mengeluarkan izin perjudian, pertengahan 1967
Ketua Majelis Tinggi Partai Nasdem itu tercatat sebagai pendiri PT Jakarta Setiabudi Internasional yang memiliki sederet properti mentereng.
Propertinya antara lain Hotel Mandarin, Mercure Ancol, Jakarta Theater dan Setiabudi Building. Di media sosial, pengangkatan Jan Darmadi mulai diperdebatkan karena yang bersangkutan diduga sebagai salah satu bos perjudian di Indonesia.
Jan mencapai kesuksesannya kala Gubernur DKI Ali Sadikit mengeluarkan izin perjudian, pertengahan 1967. Dia diduga sebagai pemilik beberapa tempat perjudian di Petak IX, Copacobana, Lofto Fair Hailal dan Jakarta Theater kala itu.
“Keprihatinan Sore: Atagfirullah, Bos Judi, Jan Darmadi alias Apiang dilantik hari ini jadi Anggota Wantimpres ! Pemberi pertimbangan judi?” tulis Sosiolog UI Tamrin Tamagola di akun Twitter miliknya, Senin.
Tidak masuk akal
Majelis Ulama Indonesia (MUI) juga mempertanyakan penunjukan Jan sebagai Wantimpres. Pasalnya, dia dikenal sebagai bos judi dan pendiri program Sumbangan Dana Sosial Berhadiah (SDSB).
Menurut Wasekjen MUI, KH. Tengku Zulkarnaen, pelantikan Jan tidak masuk akal.
“Saya tidak mengerti mengapa presiden memilih Jan yang pernah jadi raja judi,” katanya, dikutip dari ROL, Selasa (20/1/2015).
Kiai khawatir posisi Jan sebagai wantimpres membahayakan pemerintah melalui kebijakan yang menjurus ke arah kurang baik.
“Dari puluhan juta orang Indonesia, apakah tidak ada yang lebih baik dari Jan Darmadi?” tukasnya.
Dirinya menyarankan, sebaiknya Jokowi memilih orang yang memiliki rekam jejak baik dan bersih demi kepentingan bangsa. Menurutnya, masih banyak orang baik dan lebih kompeten daripada Jan Darmadi. (azm/arrahmah.com)