BIMA (Arrahmah.com) – Ratusan massa yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Bima, Sabtu (26/1/2013), menuntut pembubaran Densus 88 yang dinilai telah banyak melakukan pelanggaran HAM, mencederai Umat Islam, dan sebagainya.
Semua tuntutan HMI Bima itu tertuang dalam Surat Pernyataan (lihat: surat pembaca) yang memberi waktu 7 x 24 jam kepada Presiden & DPR RI untuk pembubaran tersebut.
HMI Bima mengancam akan melakukan aksi yang lebih Massif jika tuntutan tidak segera ditindaklanjuti. Bisa jadi HMI serius dengan ancaman tersebut, karena Senin (21/1/2013) lalu mereka hanya turun dengan puluhan Massa.
Hari ini, Sabtu (26/1/2013) massa turun 10 kali lipat dari aksi sebelumnya. Aksi yang dimulai sekitar pukul 08.00 WITA itu diawali dari dua kampus, yakni dari Perempatan Lampu Merah Pemda Bima, sementara Kelompok Massa lain start dari STKIP TAMAN SISWA Bima.
Setelah orasi di masing2 tempat tersebut, massa bertemu di STKIP TAMAN SISWA dekat Bandara Udara M.Salahaddin Bima.
Dengan menggunakan 3 mobil open cap dan ratusan motor Massa HMI melakukan konvoi ke wilayah kecamatan Palibelo dan Woha sambil berorasi dan membagikan sekitar 1200 lembar Surat Pernyataan yang ditujukan pada Presiden dan DPR RI.
Puas dengan konvoi, massa kemudian memusatkan aksinya di Markas Polres Kab. BIMA. Satu persatu orator tampil dengan orasi-orasi pedas, sampai kemudian terjadi kericuhan.
Beberapa oknum polisi memukuli massa yang menurunkan Spanduk Himbauan Waspada Terorisme yang dikeluarkan oleh Kepolisian. Spanduk itu terpasang di atas Pos Polisi.
Setelah situasi kondusif, massa membubarkan diri dengan tertib sekitar pukul 13.30 WITA. Dalam pernyataan Sikapnya yang ditujukan kepada Presiden dan DPR-RI, HMI Bima menegaskan kembali ultimatumya untuk mengadakan aksi yang lebih masif jika tuntutan pembubaran Densus 88 tidak ditindak lanjuti.
“Jika dalam waktu 7 x 24 jam tidak ada tindakan serius dari Presiden dan DPR RI, maka kami bersama element-element HMI lainnya serta masyarakat Bima & Indonesia umumnya, akan melakukan aksi-aksi yang lebih massif hingga dipenuhinya tuntutan ini,” Pungkas Syamsudin selaku Jenderal lapangan Aksi mengakhiri pernyataan sikapnya(bilal/arrahmah.com)