TUNIS (Arrahmah.com)– Gerakan Hizbut Tahrir Tunisia yang menyerukan penerapan Syariat Islam dan penyatuan kaum muslim dalam khilafah, mengatakan pada Sabtu (15/4/2017) sudah waktunya untuk mengubur demokrasi, demikian dilansir AFP pada hari yang sama.
“Demokrasi tidak lagi menarik bagi siapa pun,” kata Abderraouf Amri, salah seorang tokoh tinggi dalam organisasi tersebut pada konferensi tahunan yang diselenggarkan di kota Tunis.
“Ini adalah saat yang tepat untuk mengumumkan kematian demokrasi dan berusaha untuk menguburnya,” lanjutnya.
Hizbut Tahrir dilarang di beberapa negara dan otoritas Tunisia teratur menuduh mereka “mengganggu ketertiban umum”
Ratusan anggota partai mengambil bagian dalam konferensi yang diselenggarakan oleh organisasi yang dilarang oleh otoritas Tunisia dengan dalih “mengganggu ketertiban umum”. Selama konferensi, mereka berulang kali meneriakkan yel-yel “khalifah, penyelamat kemanusiaan” dan mencela “penganiayaan oleh sistem demokrasi”.
Sementara itu, Mehdi Ben Gharbia, Menteri Hubungan Sosial Tunisia, mengatakan ia telah mengajukan permintaan awal bulan ini untuk suspensi satu bulan atas kegiatan kelompok tersebut. Menurut Mehdi, Hizbut Tahrir melakukan “serangan terhadap sistem republik Tunisia”. (althaf/arrahmah.com)