JAKARTA (Arrahmah.com) – Menanggapi opini bahwa Hizbut Tahrir pernah menawarkan Kholifah kepada Pemimpin spiritual Syiah Iran Khomeini, Ketua Lajnah al Khoshoh li Kasbil ‘Ulama DPP HTI, Ustadz Syamsudin Ramadhan menyatakan tidak benar bila Hizbut Tahrir pernah menawarkan pemimpin Revolusi Iran itu menjadi Kholifah. Menurutnya kedatangan utusan HT ke Iran, bukan untuk menawarkan Khomeini menjadi kholifah, namun hanya menawarkan konsep Khilafah.
“Kemudian mereka menolak, lalu HT membuat buku khusus yang mengkritik konstitusi Iran,” tandasnya seperti dilansir Islampos.com dalam acara Silaturahim Akbar di Monas, Selasa malam (25/9)
Menurut Syamsuddin, HT menyampaikan sejumlah kritik terhadap konsep Imamah Syiah. Klaim Syiah yang menganggap Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam menunjuk Ali ra sebagi Khalifah (bukan Abu Bakar As Shidiq ra), jelas merupakan kekeliruan nyata.
“HT sudah mengkritik itu dalam kitab Syakhsiyah Al-Islamiyah karangan Syekh Taqiyuddin An Nabhani. Kita kritik secara mendalam, bisa dibaca di sana,” tegasnya.
Dan pada gilirannya HT kemudian justru mempertanyakan langkah Khomeini yang dianggap kalangan Syiah sebagai Imam maksum namun menerapkan Demokrasi yang notabene sistem buatan manusia.
“Kami mengkritik karena Iran kemudian memakai sistem demokrasi dengan konsep negara Republik,” tutupnya. (bilal/arrahmah.com)