BEIRUT (Arrahmah.id) – Kelompok militan Hizbullah Lebanon mengatakan pada Ahad (23/6) bahwa mereka telah menargetkan sebuah posisi militer di “Israel” utara dengan sebuah pesawat tak berawak bersenjata sebagai tanggapan atas pembunuhan seorang komandan Hizbullah.
“Israel” dan kelompok yang didukung Iran, yang merupakan sekutu Hamas, telah saling bertukar tembakan lintas batas hampir setiap hari sejak perang Gaza meletus pada 7 Oktober lalu.
Pengumuman Hizbullah ini muncul beberapa jam setelah mereka mempublikasikan sebuah kutipan video yang menunjukkan lokasi-lokasi di “Israel” beserta koordinatnya, di tengah-tengah meningkatnya kekhawatiran akan terjadinya konflik habis-habisan antara kedua pihak, lansir Arab News.
Pada Sabtu (22/6), kelompok Jamaa Islamiyah mengumumkan kematian salah satu komandannya, Ayman Ghotmeh, dengan mengatakan bahwa dia terbunuh “dalam sebuah serangan Zionis yang berbahaya” di Khiara, di daerah Bekaa timur Lebanon.
“Israel” kemudian mengonfirmasi bahwa mereka telah melakukan serangan tersebut, dan mengatakan Ghotmeh bertanggung jawab untuk memasok Pasukan Subuh, sayap bersenjata Hizbullah, dan Hamas dengan senjata di daerah tersebut.
Hizbullah pada Ahad mengatakan para pejuangnya melancarkan serangan “dengan pesawat tak berawak penyerang” terhadap posisi kepemimpinan militer di barak Beit Hillel “sebagai tanggapan atas pembunuhan yang dilakukan oleh musuh Israel di kota Khiara.”
Sementara itu, militer “Israel” mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pesawat tak berawak telah “menyeberang dari Lebanon dan jatuh di daerah Beit Hillel,” dan menambahkan bahwa “tidak ada korban yang dilaporkan.”
Ketegangan lintas batas telah melonjak selama beberapa hari terakhir, dengan militer “Israel” mengumumkan pada Selasa bahwa sebuah rencana serangan di Lebanon telah “disetujui dan divalidasi.”
Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah menanggapi dengan ancaman bahwa tidak ada bagian dari “Israel” yang akan selamat jika terjadi perang habis-habisan.
Kelompok bersenjata Lebanon itu pada Sabtu malam mempublikasikan sebuah video yang menunjukkan posisi dan koordinat “Israel”, bersama dengan kutipan pidato Nasrallah yang mengatakan “jika perang dipaksakan di Lebanon, perlawanan akan bertempur tanpa batasan atau aturan.”
Beberapa hari sebelumnya, telah beredar video berdurasi sembilan menit yang menunjukkan rekaman udara yang diklaim diambil oleh gerakan tersebut di “Israel” utara, termasuk apa yang dikatakannya sebagai fasilitas dan infrastruktur militer, pertahanan, dan energi yang sensitif di kota dan pelabuhan Haifa.
Kekerasan lintas batas telah menewaskan sedikitnya 480 orang di Lebanon, sebagian besar dari mereka adalah pejuang dan juga 93 warga sipil, menurut penghitungan AFP.
Pihak berwenang “Israel” mengatakan sedikitnya 15 tentara dan 11 warga sipil telah tewas di bagian utara negara itu. (haninmazaya/arrahmah.id)