BEIRUT (Arrahmah.id) – Pemimpin gerakan Hizbullah Libanon yang didukung Iran dan gerakan Palestina Hamas telah bertemu di Beirut untuk membahas “kesiapan poros perlawanan” melawan “Israel”, bunyi pernyataan Hizbullah, Ahad (9/4/2023).
Ismail Haniyeh, pemimpin Hamas, yang menguasai Jalur Gaza, telah berada di ibu kota Libanon sejak Rabu (5/4).
“Israel” menyalahkan Hamas karena menembakkan 34 roket keesokan harinya ke wilayahnya dari Libanon selatan, kubu gerakan Hizbullah yang didukung Iran.
Tentara “Israel” pada Jumat (7/4) menyerang Libanon selatan dan Gaza, setelah roket yang menargetkan “Israel” ditembakkan dari kantong pantai.
Selama pertemuan Haniyeh dengan pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah, keduanya membahas “kesiapan poros perlawanan” dan kerja sama antara anggotanya dalam menghadapi perkembangan terakhir, kata pernyataan Hizbullah.
“Poros perlawanan” mengacu pada Libanon, Palestina, Suriah, Irak, dan kelompok lain yang didukung Iran yang menentang “Israel”.
Keduanya juga membahas “intensifikasi perlawanan di Tepi Barat dan Gaza” dan “peristiwa di masjid Al-Aqsa” di Yerusalem, menurut pernyataan tersebut, yang tidak menyebutkan kapan mereka bertemu.
Pada Rabu (5/4), polisi “Israel” menyerbu aula Masjid Al-Aqsa dalam serangan dini hari dan menyerang jemaah di dalamnya, melukai dan menangkap ratusan orang.
Menyusul serangan di Libanon dan Gaza, “Israel”mengumumkan pada Ahad pagi (9/4) bahwa pihaknya telah menyerang sasaran di Suriah sebagai tanggapan atas enam roket yang ditembakkan dari wilayah Suriah.
“Israel” telah membunuh hampir 100 warga Palestina tahun ini dan melukai ratusan lainnya, di tengah serangan mematikan yang sedang berlangsung di Tepi Barat yang diduduki. (zarahamala/arrahmah.id)