BEIRUT (Arrahmah.com) — Kelompok Syiah Hizbullah mengeklaim bahwa tindakan Arab Saudi dalam menanggapi komentar Menteri Penerangan Libanon George Kordahi sama saja dengan mengobarkan perang.
“Reaksi Saudi…sama dengan mengobarkan perang dan [komentar Kordahi] tidak membenarkan tindakan tergesa-gesa terhadap Libanon dan rakyatnya,” kata juru bicara blok parlemen Hizbullah Libanon, Hassan Ezzeddine, seperti dikutip oleh NBN TV (5/11/2021).
Kordahi telah memicu krisis diplomatik antara Libanon dengan negara-negara Teluk karena komentarnya tentang Arab Saudi dan keterlibatan Uni Emirat Arab dalam perang Yaman.
Dia mengatakan milisi Syiah Houthi yang didukung Iran membela diri mereka sendiri melawan agresi asing selama wawancara yang ditayangkan pada 5 Agustus 2021.
Arab Saudi mengusir Duta Besar Libanon dari negara itu dan melarang semua impor Libanon. Bahrain dan Kuwait mengikutinya. UEA melakukan hal yang sama dengan menarik diplomatnya dari Beirut dan melarang warganya bepergian ke Libanon.
Menteri Luar Negeri Arab Saudi Pangeran Faisal bin Farhan mengatakan kepada Al Arabiya pada hari Ahad (31/10) bahwa krisis diplomatik ini lebih besar daripada pernyataan Kordahi, dan bahwa krisis utama adalah pengaruh Hizbullah yang berkembang dalam politik Libanon.
Perdana Menteri Lebanon Najib Mikati telah mencoba untuk menahan dampak krisis diplomatik sejak awal dengan menolak komentar Kordahi dan menekankan bahwa komentar itu tidak ada hubungannya dengan kebijakan pemerintah.
Mikati mendesak Kordahi lagi pada hari Kamis (4/11) untuk memprioritaskan kepentingan nasional Libanon. “Saya mengulangi seruan saya kepada Menteri Penerangan untuk mengambil sikap yang perlu diambil dan memprioritaskan kepentingan nasional,” ujarnya. (hanoum/arrahmah.com)