HIMACHAL PRADESH (Arrahmah.id) — Massa Hindu radikal melakukan aksi protes dan mengancam akan mengusir umat Islam di Himachal Pradesh dalam waktu 30 hari.
Di bawah panji Pembantaian Sanghani Sangharsh Samiti, pengurus Bajrang Dal, VHP, Hindu Jagran Manch, Brahmana Pratinidhi Sabha, Sippy Kalyan Sabha, Valmiki Sabha, Vyapar Mandal Chamba berpartisipasi dalam rapat umum tersebut.
Mereka menuntut pembentukan pengadilan cepat untuk menyidangkan kasus pembunuhan Manohar Lal dan menuntut hukuman mati bagi para pembunuh. Kerumunan yang marah meneriakkan slogan-slogan menentang pemerintah dan polisi.
“Kami memberikan ultimatum 30 hari kepada umat Islam yang berkeliaran di Himachal Pradesh. Anda memiliki jangka waktu 30 hari. Anda dapat meninggalkan Himachal Pradesh dalam 30 hari,” ancam seorang pemimpin Hindu radikal, dikutip dari Opindia (23/6/2023).
Kamal Gautam, seorang pemimpin Hindu yang memimpin protes tersebut, mengatakan bahwa itu adalah pembunuhan brutal dan serangan langsung terhadap komunitas Hindu di Himachal Pradesh yang tidak dapat ditoleransi.
“Itu bukan pembunuhan biasa. Jadi kami menuntut penyelidikan atas seluruh insiden ini dari lembaga pusat, termasuk NIA atau lembaga lain mana pun untuk menutupi konspirasi di balik pembunuhan Manohar Lal,” ujarnya.
“Hari ini, dalam protes bersejarah ini, saya datang ke sini untuk memohon kepada semua umat Hindu di Himachal Pradesh. Kami memberikan ultimatum 30 hari kepada muslim yang berkeliaran di Himachal Pradesh. Anda memiliki jangka waktu 30 hari. Anda dapat meninggalkan Himachal Pradesh dalam 30 hari. Jika tidak, maka hanya Anda yang akan bertanggung jawab atas apa yang terjadi setelah itu. Komunitas Hindu akan mengambil kendali di tangannya,” ujar pemimpin aksi lainnya.
Menurut Wakil Komisaris Apoorva Devgn dari Samba, para pengunjuk rasa telah menyerahkan sebuah memorandum, yang telah dia terima dan akan dikirim ke Gubernur Himachal Pradesh. Dia menyebutkan bahwa para demonstran sedang mencari bukti dari badan pusat dan mengklarifikasi bahwa permintaan ini akan diteruskan ke Gubernur Himachal Pradesh untuk dipertimbangkan.
Aksi protes besar-besaran Hindu radikal ini dipicu karena kasus pembunuhan brutal Manohar Lal di Chamba yang terjadi pada beberapa pekan lalu.
Pada tanggal 6 Juni, seorang pemuda Hindu Manohar Lal hilang saat pulang dari kandang sapinya di puncak bukit. Dia diduga pergi untuk bertemu kekasihnya, seorang gadis Muslim. Sejak tanggal itu dia diberitakan menghilang dan kemudin ditemukan mayatnya pada tanggal 9 Juni oleh 4 orang tentara dari Batalyon Cadangan India.
Organisasi Hindu mengetahui tentang insiden tersebut dan menuntut tindakan tegas terhadap terdakwa. Mereka menuduh keluarga gadis Muslim itu sebagai pelaku pembunuhan. Mereka pun membubuhi narasi bahwa keluarga gadis Muslim itu memukulinya dengan tongkat dan kemudian mengiris tubuhnya lalu membuangnya ke saluran pembuangan ketika dia meninggal. (hanoum/arrahmah.id)