UTTARAKHAND (Arrahmah.id) — Sebuah video viral di India memperlihatkan aktivis kelompok Hindu radikal ABVP, Pooja Veera Shetty, secara terbuka menyerukan mencincang kaum muslim apabila tetep berkeinginan menggunakan jilbab. Aksi rasialisnya itu terekam dalam sebuah acara yang diselenggarakan untuk memprotes pembunuhan anggota Organisasi Hindu ‘Bajrang Dal’, Harsha, di Karnataka.
“Jika Anda meminta air, orang India akan memberi Anda jus. Jika Anda meminta susu, kami akan memberi Anda dadih. Tapi, jika Anda ingin jilbab di seluruh India, kami akan mencincang Anda semua dengan pedang Shivaji (pejuang Hindu),” kata aktivis ABVP diiringi tengah tepuk tangan dan sorak-sorai massa Hindu radikal, kutip OGN News (26/2/2022).
“Safron adalah India. Kami senang dengan semua penangkapan yang telah dilakukan, tetapi itu tidak cukup, jika Anda (pemerintah) tidak dapat melakukannya, beri kami 24 jam, biarkan pemerintah memberi kami satu jam saja, bukan hanya enam gadis berjilbab ini, kami’ akan memotong 60.000 (gadis Muslim) berjilbab,” tambah Pooja, mengacu kasus jilbab yang pertama kali pecah pasca enam gadis muslim meminta izin untuk mengenakan cadar/hijab di ruang kelas di sebuah perguruan tinggi PU Pemerintah di Udupi.
Pidato kebencian di rapat tertutup agama Hindu (Dharam Sansad) di distrik Haridwar, Uttarakhand, ini memicu kemarahan dan kecaman warga India. Sebab pidatonya itu semakin memanasi kota Shivamogga dan sebagian negara bagian Karnataka yang saat ini rusuh akibat isu rasial.
Sementara itu, berbicara tentang seruan genosida yang dilontarkan oleh aktivis ABVP Pooja, Vishva Hindu Parishad (VHP) mengatakan kepada wartawan bahwa mereka “mendukung” pernyataan genosida aktivis ABVP.
“Kami mendukung komentarnya. Kami membatasi pergerakannya agar tidak membesar-besarkan masalah karena iklim politik tidak baik”, kata VHP.
“Kami akan selalu menentang cadar/jilbab di sekolah dan kampus. Jadi, kami mendukung pernyataannya,” kata seorang pemimpin VHP kepada wartawan.
Sebelumnya, seorang aktivis Bajrang Dal berusia 27 tahun, Harsha, tewas ditikam oleh sekelompok orang pada Ahad (20/2) malam. Setelah pembunuhan itu, kelompok Hindu radikal menuduh tanpa bukti bahwa pelaku adalah muslim. Mereka kemudian merusak dan membakar banyak barang dan properti milik Muslim di distrik Shivamogga.
Pihak polisi setempat sendiri menyatakan bahwa pembunuhan Harsha tidak terkait dengan muslim, namun itu adalah perselisihan lama antara Harsha dan temannya. (hanoum/arrahmah.id)