LATAKIA (Arrahmah.id) — Setidaknya sekitar 8.000 warga Suriah mengungsi ke Pangkalan Udara Hmeimim di Latakia, menyusul bentrokan hebat di wilayah pesisir Suriah.
Dilansir TASS (13/3/2025), Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, menggambarkan situasi tersebut sebagai krisis kemanusiaan dan mengutuk kekerasan yang menyebabkan jatuhnya korban sipil.
“Kami sangat terkejut dengan peristiwa tragis di Suriah. Hilangnya nyawa orang yang tidak bersalah tidak dapat diterima, dan kekerasan terhadap warga sipil tidak dapat dibenarkan dalam keadaan apa pun,” kata Zakharova dalam jumpa pers.
Ia menambahkan bahwa Moskow mengharapkan mereka yang bertanggung jawab untuk dimintai pertanggungjawaban.
Lonjakan kekerasan baru-baru ini meletus sejak Kamis lalu, ketika bentrokan hebat terjadi antara pasukan keamanan Suriah dan kelompok bersenjata yang dituduh memiliki hubungan dengan pemerintah sebelumnya.
Pertempuran yang mengakibatkan ratusan korban jiwa itu semakin mengguncang kawasan yang sudah bergulat dengan kesulitan ekonomi dan ketegangan keamanan.
Meskipun rincian lengkap konflik tersebut masih belum jelas, laporan menunjukkan bahwa pasukan yang berafiliasi dengan negara dan faksi-faksi yang bermusuhan terlibat dalam pertempuran sengit, yang menyebabkan pengungsian yang meluas. Situasi tersebut mendorong Moskow untuk memberikan dukungan kepada warga sipil yang mencari perlindungan.
Menurut Zakharova, pasukan Rusia di Pangkalan Udara Hmeimim telah menerima lebih dari 8.000 warga Suriah yang mengungsi, yang sebagian besar adalah wanita dan anak-anak.
“Militer Rusia telah menyediakan tempat berlindung dan bantuan kemanusiaan bagi mereka yang terkena dampak,” ungkapnya.
Zakharova menekankan sikap Rusia dalam menjaga stabilitas di Suriah dan meminta otoritas saat ini di Damaskus untuk memenuhi tanggung jawab mereka dalam melindungi semua warga negara Suriah, terlepas dari afiliasi agama atau etnis.
“Kami percaya bahwa kepemimpinan saat ini di Damaskus memahami tugasnya untuk melindungi hak-hak yang sah dari semua warga negara,” katanya. Pemerintah Rusia, tambahnya, sedang memantau dengan saksama upaya untuk memulihkan keamanan dan ketertiban di wilayah tersebut.
Pemerintah Suriah belum mengeluarkan pernyataan resmi tentang krisis pengungsian tersebut, tetapi laporan menunjukkan bahwa pasukan keamanan berusaha untuk menegaskan kembali kendali atas wilayah yang terkena dampak. Pejabat Suriah telah menegaskan kembali komitmen mereka terhadap persatuan nasional sambil mengakui beratnya situasi.
Kekerasan baru-baru ini di wilayah pesisir menimbulkan kekhawatiran tentang stabilitas Suriah yang lebih luas, karena bentrokan antara berbagai faksi terus menantang otoritas negara. Pengungsian ribuan orang ke Hmeimim menyoroti perjuangan kemanusiaan yang sedang berlangsung di negara itu, dengan banyak daerah masih menderita ketidakstabilan pascakonflik. (hanoum/arrahmah.id)