JAKARTA (Arrahmah.id) – Tim Falakiyah Kanwil Kemenag Provinsi Aceh menyatakan posisi hilal sore ini di Observatorium Tgk Chiek Kuta Karang-Lhoknga, Kabupaten Aceh Besar, Aceh, mencapai 4,67 derajat di atas ufuk dengan elongasi geosentris 6,4 derajat.
Angka ini telah memenuhi kriteria imkanurrukyat Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS), yaitu tinggi hilal minimal 3 derajat dan elongasi minimal 6,4 derajat.
“Untuk wilayah Indonesia, tinggi hilal sudah semuanya di atas 3 derajat akan tetapi syarat elongasi geosentris hanya terpenuhi untuk wilayah Banda Aceh, Aceh Besar dan sabang.” kata Tim Falakiyah Kanwil Kemenag Aceh, Alfirdaus Putra, Jumat (28/2/2025).
Untuk wilayah Indonesia, tinggi hilal sudah semuanya di atas 3 derajat akan tetapi syarat elongasi geosentris hanya terpenuhi untuk wilayah Banda Aceh, Aceh Besar dan sabang.
Sementara itu, syarat imkanurrukyat MABIMS adalah tinggi 3 derajat dan elongasi geosentris 6,4 derajat.
“Posisi tinggi hilal sudah memenuhi kriteria, tetapi elongasi minimal hanya terpenuhi di sebagian tempat di Aceh sedangkan wilayah lainnya dari Sumatera Utara hingga ke Papua masih di bawah kriteria elongasi 6,4 derajat.” Jelas Alfirdaus Putra.
Sidang isbat Kemenag RI akan menjadi penentu akhir. Keputusan sidang isbat tergantung pada hasil musyawarah anggota sidang isbat Kemenag terhadap kondisi imkanrukyat yang sudah terpenuhi di sebagian wilayah Indonesia dan hasil laporan rukyatul hilal hari ini.
Bagi masyarakat yang menggunakan metode rukyatul hilal murni, hasil pengamatan hilal pada sore hari menjelang sidang isbat akan menjadi penentu.
“Jika hilal terlihat nanti pukul 18.50 WIB maka 1 ramadan kemungkinan besar jatuh pada 1 Maret 2025. Namun, keputusan resmi tetap menunggu hasil sidang isbat Kemenag RI yang akan disiarkan secara langsung melalui televisi nasional,” jelasnya.
(ameera/arrahmah.id)