JAKARTA (Arrahmah.com) – Bagi orang mukmin setiap peristiwa ada hikmahnya, termasuk peristiwa yang tidak mengenakkan yang menimpa diri kita. Tidak terkecuali teror gereja injili di Indonesia (GIDI) terhadap muslim Tolikara
Usai kembali dari Tolikara, Ustadz asal Papua, Fadzlan Garamatan mengatakan, ada hikmah di balik peristiwa tersebut. Ketua Tim Pencari Fakta Tolikara itu pun menuliskan tulisan singkat berupa surat terbuka untuk Gereja Injili Di Indonesia (GIDI) lewat aplikasi WhatsAppnya.
Berikut isi surat Fadzlan Garamata yang berjudul Terima Kasih GIDI, dikutip dari ROL
“TERIMA KASIH GIDI”
Atas ulah kalian, kami jadi tahu nama Tolikara yang sebelumnya sama sekali kami tak tahu menahu.
Atas ulah kalian, kami jadi tahu bahwa di Tolikara ada Masjid yang sudah berdiri puluhan tahun yang lalu.
Atas ulah kalian, kami jadi tahu ada ribuan muslim di Tolikara.
Atas ulah kalian, kami jadi tahu ada Perda aneh di Tolikara yang sangat diskriminatif terhadap Islam dan kaum muslimin.
Atas ulah kalian, kami jadi tahu bahwa Australia dan Israel ternyata sudah menancapkan kuku hitamnya di bumi Cendrawasih.
Atas ulah kalian, kami jadi tahu bahwa perkembangan dakwah Islam di Papua secara umum dari hari ke hari terus menggembirakan.
Atas ulah kalian, kami jadi tahu data sebenarnya jumlah total kaum muslimin di Papua sana adalah 40% , populasi yang cukup membalikkan asumsi kebanyakan orang selama ini bahwa Papua hampir identik Kristen atau diklaim Kristen.
Atas ulah kalian, kami dari berbagai penjuru, bukan hanya negeri ini tapi seluruh dunia dan dari berbagai latar belakang jadi tergerak rasa solidritasnya untuk lebih berperan terhadap nasib saudara kami di sana.
Atas ulah kalian, kami jadi yakin bahwa Masjid yang dibakar akan dibangun kembali yang lebih bagus dan lebih megah.
Atas ulah kalian, kami jadi yakin bahwa dakwah Islam di sana akan makin marak dan masif, bahkan pesantren akan segera berdiri.
Atas ulah kalian, mata dunia mulai terbuka bahwa anggapan tentang teroris itu di identikkan dengan Islam adalah keliru.
Terimakasih, terimakasih, dan terimakasih.
Kami menunggu kalian semua jamaah GIDI dalam damai kasih Islam.
Kami berharap tak lama lagi kami bisa menjadi imam shalat di sana, berceramah dan melantunkan adzan lima waktu di sana.
Terimakasih, Islam akan jaya di Papua Nuu Waar
Terimakasih, tak lama lagi, insya Allah Papua Nuu Waar identik dengan Islam.
Terimakasih, Allahu Akbar.
(azm/arrahmah.com)