RIAU (Arrahmah.com) – Berbagai problematika yang dihadapi umat Islam Indonesia mesti disikapi. Salah satu upaya strategis adalah melalui dakwah di kampus sebagai institusi yang akan melahirkan pemimpin masa depan serta integralisasi ilmu pengetahuan melalui proses islamisasi.
Demikian benang merah dari “Seminar Peran dan Strategi Kampus Menghadapi Problematika Umat” Senin (15/11/2010) di Universitas Islam Riau yang menghadirkan pakar tafsir Dr Musthafa Umar, Dosen UIN Sultan Syarif Kasim Riau, Dr Hery Sunandar dan Ketua Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Muhammad Ismail Yusanto dan keynote speaker Rektor UIR Prof Dr Detri Karya.
Menurut Musthafa Umar dakwah kampus dan islamisasi ilmu pengetahuan itu merupakan upaya menjadikan kampus sebagai basis untuk membangun nuansa keilmuan berbasis Quran dan Sunnah. Secara praktis, kedua kegiatan itu dapat dilakukan melalui kajian keislaman, pemanfaatan software Al-Qur’an dan As-Sunnah, serta pemanfaatan teknologi informatika. Kegiatan itu mengarah pada perwujudan sikap dan prilaku civitas kampus yang berdasarkan Al-Quran dan Sunnah.
”Kampus memiliki peran strategis dalam kegiatan dakwah dan islamisasi ilmu pengetahuan, karena civitas kampus terhimpun dalam satu komunitas dan dijalankan dalam satu sistem,” ujarnya seraya menyebutkan dirinya bersama Tafaqquh Study Club yang dibinanya bersedia memberi kontribusi bagi kegiatan tersebut.
Sementara itu Hery Sunandar lebih menegaskan pemantapan aqidah bagi civitas kampus sebagai upaya kampus dalam menghadapi problematika umat. ‘
‘Aqidah merupakan pondasi untuk membangun umat dan menghadapi problematika umat. Aqidah ini perlu didakwahkan. Agar nilai-nilai aqidah ini masuk dalam pemikiran dan teraplikasi dalam kehidupan,” tambahnya.
Di sisi lain Ismail Yusanto mengemukakan dakwah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sinergi dakwah di tengah umat pada umumnya.
Menurutnya dakwah kampus dalam jangka panjang terbukti secara nyata telah turut mempengaruhi perikehidupan masyarakat dalam berbagai aspeknya. Disebutkan para tokoh masyarakat dan pemimpin negara merupakan aktivis dakwah kampus di masa lalu.
Ia mengingatkan dakwah kampus secara internal memiliki tantangan, misalnya suasana kehidupan pragmatis mahasiswa yang melulu datang di kampus sebatas untuk kuliah, lemahnya idealisme di kalangan mahasiswa akibat tekanan akademis atau akibat pengaruh kehidupan hedonis.
Selain itu dakwah kampus akan selalu berhadapan dengan situasi dan kondisi kepemimpinan dan kelembagaan internal maupun eksternal kampus yang selalu berubah. Karena itu, perlu strategi yang tepat dan taktik yang jitu dalam menghadapi setiap kejadian atau perubahan situasi dan kondisi.
”Sehingga dakwah di kampus diharapkan akan mampu merangkul potensi dakwah lainnya sehingga terwujud suatu sinergi dakwah,” ungkap alumni UGM Jogjakarta ini.
Islamic Center UIR
Sementara itu Dr Detri Karya mengemukakan, sebagai universitas Islam, pihaknya berupaya menjadikan UIR sebagai kampus Islami dengan cara membekali para mahasiswa dengan nilai-nilai keislaman.
”Kami berupaya menyeimbangkan antara pembekalan pengetahuan akademis dan pembinaan rohani. Kami juga merencanakan di UIR ini akan berdiri Islamic Center,” katanya kepada Bahkan ia juga siap menjadikan UIR sebagai pusat dakwah kampus di Riau. (hid/arrahmah.com)