JAKARTA (Arrahmah.id) – Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono buka suara soal kontes kecantikan transgender yang viral dihelat di salah satu hotel Jakarta Pusat. Heru memastikan kontes tersebut tidak ada kaitannya dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta.
“Saya enggak ngerti. Pemda DKI enggak ada kaitannya,” kata Heru kepada wartawan di Jakarta, Kamis (8/8).
Menurut Heru, kontes itu digelar tanpa ada izin dari Pemprov DKI Jakarta. Sehingga, Heru tidak mau berkomentar lebih jauh soal kontes kecantikan transgender tersebut.
Diketahui, belum lama ini viral sebuah video yang memperlihatkan sebuah kontes kecantikan transgender di sebuah hotel. Yang menjadi perhatian warganet ada seorang transgender mengenakan selempang bertuliskan Aceh dalam ajang tersebut.
Manajemen dari Hotel Orchardz, Sawah Besar, Jakarta Pusat mengaku kecolongan dengan digelarnya kontes kecantikan waria di hotelnya. Director of Sales Hotel Orchardz, Achmad Gandy mengaku awalnya mendapatkan informasi acara yang digelar hanya gala dinner.
“Mereka itu menganggap acara biasa saja, karena mereka menuangkan ekspresinya saja. Dan mereka pakai Orchard itu menggunakan nama gala dinner,” kata Director Of Sales Hotel Orchardz, Achmad Gandy kepada wartawan, Rabu 7 Agustus 2024.
Menurutnya, apabila pihak hotel tahu sedari awal lokasinya disewa untuk kontes kecantikan waria. Maka Manajemen Hotel Orchardz akan menolak, karena akan memberi dampak negatif.
Kalau kita tahu acaranya seperti itu pasti kita larang. Ya tidak mungkinlah istilahnya kita cari penyakit dengan terima agenda seperti itu. Apalagi kita kerap terima event kegiatan kementerian keagamaan,” ucapnya.
Oleh sebab itu, Achmad mengaku pihaknya kecolongan dengan adanya gelaran tersebut yang dipesan awalnya merupakan gala dinner. Dimana semua proses penjagaan dilakukan oleh pihak internalnya tanpa melibatkan hotel.
“Yang jadi masalah adalah ketika dibilang gala dinner mereka kontes acara dan itu tanpa pelaporan ke kami. Kami pun kecolongan. Dan pada saat acara itu di jaga oleh mereka dan yang masuk harus pakai gelang komunitas mereka,” pungkasnya.
(ameera/arrahmah.id)