KAIRO (Arrahmah.com) – Komisi pencari fakta Mesir telah menyatakan mantan presiden Mesir yang telah digulingkan dalam revolusi beberapa waktu lalu, Hosni Mubarak, bertanggung jawab atas pembunuhan terhadap demonstran selama delapan belas hari berlangsungnya aksi demonstrasi.
“Apa yang telah dikonfirmasikan adalah bahwa Mubarak memberikan izin (untuk menggunakan tembakan terhadap pendemo). Penembakan berlangsung beberapa hari dan dia tidak meminta pertanggung jawaban orang-orang yang menembakkan peluru. Itu menegaskan keterlibatannya,” ujar Hakim Omar Marwan, kepala komisi seperti yang dilansir AFP, Selasa (19/4/2011).
Komisi itu juga mengatakan bahwa penembak jitu dikerahkan untuk menembak pendemo dan bahwa kendaraan polisi sengaja berlari ke arah pengunjuk rasa, namun Mubarak tidak memerintahkan untuk mengakhiri kekejaman tersebut.
Laporan komisi pencari fakta menyatakan bahwa 846 orang tewas dan lebih dari 6.400 lainnya terluka dalam aksi unjuk rasa Mesir yang menggulingkan rezim Mubarak.
Laporan tersebut juga mencatat bahwa mantan Menteri Dalam Negeri, Habib al-Adly mengeluarkan perintah “tembak untuk membunuh” terhadap pendemo damai.
Hosni Mubarak tengah menghadapi tuduhan menggunakan kekerasan terhadap demonstran dan korupsi, keluarganya juga menghadapi tuduhan korupsi.
Aktivis Mesir mengatakan Mubarak harus diadili karena telah membunuh ratusan demonstran selama pemberontakan berlangsung yang akhirnya menjatuhkan Mubarak pada 11 Februari lalu. (haninmazaya/arrahmah.com)