INDIANA (Arrahmah.id) – Mantan Marinir Amerika Serikat, Richard ‘Mac’ McKinney membagikan kisahnya mengenai perubahan hidup dari penuh kebencian menjadi cinta kasih.
Mac bercerita ia sempat berencana mengebom masjid ketika masih aktif menjadi marinir. Keinginan kuatnya itu karena dalam otaknya yang dipenuhi kebencian dan prasangka bahwa Islam sebagai agama teror.
Pemboman itu ia rencanakan di salah satu masjid Pusat Studi Islam Muncie, Indiana, AS, bertepatan dengan hari Jumat pada 2009 silam.
Dengan penuh kemarahan ia datang ke masjid untuk ‘membereskan’ sekelompok orang yang ia pikir membawa permusuhan di dunia.
Para jamaah masjid pun menyaksikannya berjalan menuju pintu depan masjid dengan wajah tertunduk penuh kemarahan. Orang-orang di masjid pun tahu ia dalam masalah.
Perawakan Mac yang tinggi besar dengan tato Marinir di lengan kanan dan tato tengkorak di lengan kiri, juga cukup membuat para jamaah ketakutan.
Mac mengakui ia memang pernah menjadi salah satu pembenci Islam paling keras. Kebenciannya bermula ketika ia melihat di kampung halamannya, Muncie, semakin banyak orang-orang Muslim menetap di sana.
Kerap kali ia berpikir untuk ‘membersihkan’ Muslim dari sana. Kesempatan itu pun datang pada 2009. Ia berencana meletakkan bom di dalam masjid dengan harapan bisa membunuh dan melukai warga Muslim di sana.
McKinney mulai melakukan survei untuk menentukan lokasi yang paling tepat menjalankan misinya kala itu. Ia yakin misinya tepat untuk membersihkan orang-orang dengan ideologi kekerasan.
“Saya mengatakan kepada orang-orang saat itu bahwa Islam adalah kanker. Saya adalah semacam ahli bedah untuk menyembuhkannya,” tutur Mac mengenang kisahnya.
Namun ketika McKinney memasuki masjid, ia menemukan bentuk ‘perlawanan’ yang tidak disangka-sangka.
Orang-orang yang ingin ia habisi justru menyelamatkan hidupnya. Apa yang terjadi terhadap McKinney di masjid saat itu sungguh dramatis, bahkan terkesan seperti dalam adegan film.
Kisahnya pun sampai dibuatkan dalam film dokumenter pendek berjudul ‘Stranger at the Gate’. Film tersebut pun memenangkan kategori khusus di Festival Film Tribecca pada 2022.
Dalam kisahnya, McKinney meninggalkan misi mengerikan itu dan berakhir sebagai mualaf. Ia bahkan kini memainkan peran penting di dalam komunitas muslim Indiana.
Ia pernah berpikir bahwa aksinya saat ibadah shalat Jumat di masjid itu bakal berakhir dengan kematiannya.
“Pada akhir malam saya sempat berpikir mereka akan menyeret saya ke ruang bawah tanah dengan pedang di tenggorokan saya,” tutur McKinney, seperti dilansir CNN pada Senin (10/10/2022).
Sebaliknya, beberapa anggota pengurus masjid malah mendekati dan melucuti senjatanya dengan penuh kebijakan yang menyelamatkan hidup mereka termasuk McKinney.
Saat itu pendiri masjid yang berasal dari Afghanistan, Mohammad S. Bahrami, memeluk McKinney sembari menangis.
“Sampai hari ini, rasanya masih tidak masuk akal bagi saya,” kata McKinney mengenang masa-masa itu. (rafa/arrahmah.id)