WASHINGTON (Arrahmah.com) – Media-media pemberitaan Amerika Serikat harus siap menghadapi ajalnya. Pasalnya, kepercayaan publik terhadap liputan media-media negeri Paman Sam ini sudah semakin terkikis. Semakin banyak warga AS yang meyakini bahwa liputan pemberitaan media AS jauh dari akurat dan bias.
Kesimpulan tersebut ditunjukkan dalam sebuah studi penelitian yang dirilis pada hari Senin (14/9) lalu.
Hanya 29 persen dari 1.506 orang dewasa yang disurvei oleh Pew Research Center antara tanggal 22 hingga 26 Juli yang mengatakan bahwa organisasi pemberitaan AS tidak melenceng.
Enam puluh tiga persen mengatakan bahwa pemberitaan yang dipublikasikan seringkali tidak akurat. Angka tersebut meningkat dari 34 persen yang tercatat pada studi tahun 1985. Menurut Pew.
Enam puluh persen dari para responden mengatakan bahwa pers AS cenderung bias. Angka tersebut naik dari 45 persen yang tercatat pada tahun 1985. Hanya 26 persen yang mengatakan bahwa organisasi pemberitaan AS tidak bias.
Tujuh puluh empat persen responden mengatakan bahwa organisasi pemberitaan cenderung bersikap berat sebelah dalam berbagai isu politik dan sosial. Hanya 18 persen yang mengatakan bahwa pemberitaan media AS berimbang.
Pew mengatakan bahwa kaum Republikan cenderung lebih kritis terhadap pemberitaan media dibandingkan dengan Demokrat, meski sikap negatif terhadap media AS juga meningkat di kalangan Demokrat.
59 persen responden dari kubu Demokrat mengatakan bahwa organisasi pemberitaan AS sering meliput berita dengan tidak akurat, naik dari 43 persen pada dua tahun lalu.
Dua pertiga responden Demokrat mengatakan bahwa pers cenderung memihak dan tidak memberitakan secara seimbang. Naik dari angka 54 persen yang tercatat pada tahun 2007.
Hanya 20 persen responden yang mengatakan bahwa organisasi pemberitaan AS independen, dan hanya 21 persen yang mengatakan bahwa organisasi pemberitaan AS bersedia mengakui kesalahan mereka.
Jajak pendapat tersebut menungkapkan bahwa televisi masih merupakan sumber berita yang paling dominan bagi publik, 71 persen responden mengatakan bahwa mereka mengetahui sebagian besar berita nasional dan internasional dari televisi.
Empat puluh dua persen responden mengatakan bahwa mereka mendapatkan berita dari internet, dan 33 persen mengatakan bahwa mereka memilih surat kabar. 59 persen menyatakan bahwa organisasi pemberitaan AS “amat profesional”, turun drastis dari 66 persen pada dua tahun lalu, dan 72 persen pada tahun 1985.
62 persen dari para responden mengatakan bahwa organisasi pemberitaan bersikap adil terhadap pemerintahan Obama, sementara 23 persen mengatakan bahwa liputan media tidak adil.
40 persen responden mengatakan bahwa jaringan pemberitaan kabel AS – CNN, Fox News dan MSNBC – menjadi sumber utama mereka untuk memperoleh informasi dalam dan luar negeri. 22 persen mengatakan bahwa mereka mengandalkan CNN, 19 persen memilih Fox dan enam persen memilih MSNBC.
72 persen pemilih Republik memandang Fox News dengan positif, berbanding terbalik dengan kubu Demokrat yang hanya mencatatkan angka 43 persen.
Para responden dari kedua partai terbelah dalam menyikapi New York Times. Republik memandang Times secara negatif dengan selisih 31 hingga 16 persen, sementara Demokrat memandang Times dengan positif dengan selisih 39 hingga delapan persen.
68 persen responden mengatakan bahwa adalah sebuah kehilangan besar jika koran-koran besar seperti Times, USA Today dan Wall Street Journal berhenti diterbitkan. Jajak pendapat tersebut menggunakan margin kesalahan tiga persen. (althaf/srmd/arrahmah.com)