HEBRON (Arrahmah.com) – Tentara pendudukan Zionis memperketat serangan penangkapan dan penggerebekan di semua kota-kota Tepi Barat, dan menyatakan kota Hebron sebagai daerah operasi militer, ditutup dari dunia luar pada Sabtu (14/6/2014), lapor EPR.
Hebron adalah kota terbesar di Tepi Barat dengan populasi sekitar 170 000 orang. Ini adalah ibu kota distrik Hebron, provinsi terbesar di Tepi Barat. Sejak awal 1997, setelah Protokol Hebron, kota ini telah dibagi menjadi dua bagian: H1 dan H2.
Berdasarkan data TIPH, area H1 merupakan rumah bagi sekitar 140.000 warga Palestina, berada di bawah kendali otoritas Palestina. Area H2 yang dihuni oleh sekitar 30.000 warga Palestina dan sekitar 500 pemukim Israel di empat permukiman di pusat kota, berada di bawah kontrol ketat militer “Israel”.
Pada tahun 1994, jalan pasar pertama dan utama Hebron, jalan Ash-Shuhada ditutup atas perintah militer pendudukan “Israel” ditutup untuk kendaraan dan pejalan kaki dari Palestina. Menurut Protokol Hebron dari tahun 1997, jalan harus kembali dibuka untuk Palestina. Sebagian poin dalam protokol tersebut pernah dilaksanakan pada tahun 1997 dan 1998. Namun, sejak pecahnya Intifada Kedua pada tahun 2000, jalan telah kembali ditutup untuk Palestina dan kini ditutup secara total sebagai daerah operasi militer zionis.
Menurut sebuah studi oleh Komite Palang Merah Internasional (ICRC), yang dilakukan pada tahun 2009, 77 persen dari warga Palestina di Kota Tua Hebron di H2 hidup di bawah garis kemiskinan. Saat ini, selain mereka diembargo secara ekonomi, akses menuju kesehatan dan kebutuhan primer rumah tangga pun turut terputtus. Fanshurna yaa Rabbi, ‘alal qoumil kaafiriin. (adibahasan/arrahmah.com)