DAMASKUS (Arrahmah.id) — Presiden Suriah yang baru dilengserkan, Bashar Al Assad, dilaporkan telah membuat kesepakatan rahasia dengan Israel selama ia menjabat. Hal ini terjadi saat Suriah, di masa kepemimpinannya, justru seringkali menjadi target serangan Negeri Zionis itu.
Dalam laporan New Arab (13/12/2024), kesepakatan ini terungkap saat sebuah dokumen intelijen Suriah bocor ke beberapa jurnalis di Suriah dan media berbahasa Arab di negara-negara Timur Tengah. Isi dokumen itu menggambarkan dugaan keterlibatan Assad dalam operasi militer Israel terhadap target-target Iran.
Nampak juga ada surat dari Israel yang mendesak Suriah untuk mengekang aliran aset militer Iran dan Hizbullah. Meskipun dokumen-dokumen tersebut belum diverifikasi secara independen, dokumen-dokumen tersebut memuat kop surat resmi Republik Arab Suriah dan stempel cabang intelijen.
“Seorang agen dengan nama sandi ‘Moses’ berkomunikasi langsung dengan mantan Menteri Pertahanan Suriah Letnan Jenderal Ali Mahmoud Abbas, menyampaikan peringatan khusus tentang aktivitas Hamas dan implikasinya. Pesan tersebut kemudian dilaporkan diteruskan ke mantan kepala Biro Keamanan Nasional Ali Mamlouk,” menurut dokumen yang bocor tersebut dikutip Jumat (13/12).
Ada juga surat Israel tertanggal 8 April 2023, ini terjadi setelah Hamas meluncurkan roket dari Dataran Tinggi Golan. Surat Israel tersebut meminta Suriah menghentikan persiapan tersebut atau menghadapi konsekuensi yang mengerikan.
“Tindakan sebelumnya hanyalah tembakan peringatan. Jika kerja sama Suriah dengan Iran berlanjut, tindakan pembalasan akan menyusul,” tulis surat itu.
Pada 7 Mei 2023, pasukan Israel menargetkan depot senjata yang terkait dengan struktur komando Suriah. Ini bagian dari strategi untuk membongkar kemampuan militer Iran di Suriah.
“Mendukung kemampuan pertahanan udara Hizbullah adalah tindakan melawan Israel. Ini hanya menguntungkan kepentingan Hizbullah, sementara menyebabkan kerugian bagi militer Anda,” kata sebuah surat lainnya.
Saat Assad berkuasa, Suriah merupakan jalur proksi yang penting bagi Iran untuk mendistribusikan logistik kepada Hizbullah di Lebanon. Teheran bahkan memberikan sokongan bagi Assad untuk berperang dengan kelompok perlawanan yang menyerangnya.
Di sisi lain, sejauh ini, Iran telah menyatakan keinginannya untuk mempertahankan hubungan. Negeri Para Mullah itu telah menyerukan penghormatan terhadap kedaulatan Suriah, menekankan pentingnya menjauhkan diri dari pengaruh Israel.
“Kami menyerukan penghormatan terhadap integritas teritorial Suriah dan mengatakan rakyat Suriah harus memutuskan nasib mereka sendiri. Jarak mereka dari rezim Zionis akan menjadi faktor penentu yang penting,” kata Juru Bicara Pemerintah, Fatemeh Mohajerani.(hanoum/arrahamah.id)