SOPPENG (Arrahmah.id) – Sebuah kelompok yang diduga kuat penyebab aliran sesat di Kabupaten Soppeng, Sulawesi Selatan, mengajarkan kepada pengikutnya bahwa shalat tidak perlu didahului dengan berwudhu dan wanita haid boleh melakukan salat.
Puang Nene, nama pemimpin kelompok pengajar aliran sesat tersebut, beralamat di Tompoe, Desa Watu Toa, Kecamatan Marioriwawo, Kabupaten Soppeng
. “Dia membuka praktek perdukunan di situ,” kata Kapolres Soppeng, AKBP Mohammad Roni Mustofa, Kamis (20/1/2022), lansir VIVA.
Sambil melakukan praktek perdukunan, lanjutnya, Puang Nene juga mengajarkan kepada warga yang menjadi pengikutnya bahwa tak perlu wudhu jika hendak salat, dan wanita Islam yang haid boleh menunaikan salat.
Sekitar pukul 20.30 WITA, pada Rabu malam tadi, Puang Nene telah dijemput Danramil 1423-05 Marioriwawo, Serma Laenre, yang didampingi Kapolsek Marioriwawo, Iptu Muh Ali AR, dan Kepala KUA Kecamatan Marioriwawo, H. Darwis.
Selanjutnya, Puang Nene bersama seorang perempuan bernama Kasmawati (50), diantar menuju Kepelabuhan Bajoe, Kabupaten Bone, untuk menyeberang ke Kendari, Sulawesi Tenggara, dengan menggunakan kapal feri.
Saat ditanya kenapa tidak diproses hukum, Kapolres Soppeng menyampaikan bahwa sama sekali tidak ada warga yang melapor.
“Laporan Model A pun tidak kami buatkan. Harus ada laporan dari warga, baru kami bisa proses,” tutur Roni.
Kendati demikian, dia mengaku telah memerintahkan kepada Kapolsek setempat untuk melakukan identifikasi kepada warga yang diketahui pernah belajar dan menjadi pengikut dari Puang Nene.
“Kalau ada, nanti akan diberikan pembinaan dan pemahaman keagamaan yang benar,” pungkasnya.
(ameera/arrahmah.id)