ARAKAN (Arrahmah.com) – Kelompok hak asasi manusia terkemuka pada Ahad (18/11/2012) mengatakan pasukan keamanan Myanmar mendukung beberapa kekerasan anti-Muslim pada bulan lalu yang memaksa 35.000 orang melarikan diri dari rumah mereka.
Pemerintah Myanmar menolak tuduhan tersebut, yang datang sehari sebelum Barack Obama dijadwalkan akan mengungjungi negara itu.
Human Right Watch (HRW) mengatakan pasukan Myanmar di beberapa wilayah di Rakhine juga berusaha menghentikan serangan ekstrimis Budha dan melindungi Muslim Rohingya, namun mereka membutuhkan banyak hal untuk melindungi Rohingya.
HRW juga merilis foto-foto dari satelit yang memperlihatkan rincian kerusakan di wilayah Muslim termasuk desa-desa yang diserang oleh teroris Budha Rakhine bersenjata di mana pria, wanita dan anak-anak dipenggal.
Kekerasan di bulan Juni yang sempat mereda dan kembali memanas pada bulan Oktober, telah menewaskan sedikitya 200 orang dan menciptakan gelombang pengungsian, hingga 11.000 orang melarikan diri dari rumah mereka untuk mencari tempat perlindungan.
Gambar-gambar satelit dan saksi mata mengungkapkan bahwa massa lokal dengan dukungan pemerintah, berusaha untuk melakukan pembersihan etnis Rohingya dari wilayah tersebut, ujar direktur HRW, Brad Adams dalam sebuah pernyataan yang dilansir AP.
“Kegagalan pemerintah pusat untuk mengambil tindakan serius untuk menjamin akuntabilitas atas kekerasan di bulan Juni dan membuat mereka bertanggung jawab atas serangan selanjutnya, tidak hanya ketika pasukan keamanan terlibat langsung, tapi juga ketika mereka tidak terlibat,” ujarnya.
Juru bicara pemerintah negara bagian Rakhine, Win Myaing megatakan ia sangat menolak tuduhan bahwa pemerintah daerah dan aparat keamanan mendukung kekerasan pada bulan Oktober.
“Kami mencoba yang terbaik untuk menyelesaikan masalah dengan adil untuk kepentingan kesejahteraan dua komunitas,” klaimnya kepada AP.
Associated Press juga mewawancarai korban di negara bagian Rakhine yang menuduh pasukan keamanan mengambil bagian dalam kekerasan atau hanya melakukan sedikit untuk menghentikan kekerasan.
Gambar-gambar satelit yang dirilis HRW menunjukkan sebelum dan sesudah kekerasan terjadi di Pauktaw, Mrauk-U dan Myebon. sebelumnya mereka juga merilis gambar serupa yang teradi di kota Kyaukphyu, di mana etnis Muslim Kaman juga terpaksa mengungsi, menunjukkan konflik telah melebar.
Sementara zona Muslim merupakan daerah-daerah yang hancur, satu desa di Mrauk-U hampir seratus persen hancur.
HRW mengutip para saksi mengatakan bahwa massa dari Budha Rakhine bersenjata pedang, tombak, senjata buatan sendiri, busur dan panah dan senjata lainnya turun ke desa pada 23 Oktober dan pertempuran pun terjadi.
“Muslim Rohingya dikepung dan kewalahan dan mereka yang berhasil melarikan diri dengan selamat, pergi ke luar desa,” ujar HRW. (haninmazaya/arrahmah.com)