TEPI BARAT (Arrahmah.com) – Menteri urusan Tahanan Palestina, Issa Qaraqe’, melaporkan pada Ahad (25/2/2012) bahwa hasil otopsi jenazah Arafat Jaradat, yang meninggal di penjara Israel pada Sabtu (24/2), mengungkapkan bahwa Jaradat meninggal akibat penyiksaan yang ekstrem, sebagaimana dilaporkan IMEMC.
Dalam sebuah konferensi pers, yang digelar di kota Ramallah, Tepi Barat, bersama kepala Palestinians Prisoners Society (PPS), Qaddoura Fares, Qaraqe’ mengatakan bahwa hasil otopsi tersebut dilakukan di Abu Kabeer Forensic.
Tubuh pemuda Muslim Palestina itu menunjukkan bekas-bekas penyiksaan yang jelas seperti memar, lecet dan gumpalan darah di bawah kulit pada punggungnya, terutama pada saraf tulang belakang, leher, dan bahu kirinya. Selain itu wajah, dada kiri dan mulutnya juga tak luput dari luka memar.
Qaraqe’ lebih lanjut mengatakan Jaradat memiliki jantung yang sehat, pembuluh darah yang sehat, dan tidak ada tanda-tanda bahwa ia terkena serangan jantung, hal ini sebagai bantahan klaim Israel bahwa Jaradat meninggal akibat serangan jantung.
Dr. Saber al-Aaloul akan merilis laporan komprehensif kepada publik pada Senin (25/2), kata Qaraqe’.
Menteri urusan tahanan Palestina ini menegaskan bahwa ini adalah kejahatan perang yang dilakukan terhadap tahanan, dan Israel harus bertanggung jawab atas kejahatannya ini. (Siraaj/arrahmah.com)