AFGHANISTAN (Arrahmah.com) – Kamis (21/6/2012), Mujahidin Imarah Islam Afghanistan (Taliban) melakukan operasi besar di kota Kabul. Mujahidin menyerang sebuah hotel terkenal, Spozhmai, di dekat danau Qargha di kota itu. Laporan awal dari Mujahidin mengatakan bahwa 25 salibis (termasuk para petingginya) dan 19 petinggi rezim antek Kabul tewas dalam serangan itu. Seperti biasa, media musuh menyebarkan propaganda palsu dan menutup-nutupi apa yang sebenarnya terjadi, oleh karena itu Imarah Islam Afghanistan mengeluarkan rincian operasi Kabul itu untuk mengungkap kebenaran dan membantah klaim-klaim palsu musuh yang tak mengakui kekalahannya itu.
Berikut adalah penjelasan Mujahidin Taliban bagaimana aksi penyerangan hotel yang penuh kemaksiatan itu dan beberapa argumen yang dapat disajikan dari beberapa sumber, termasuk sumber Barat.
***
Semestinya tidak ada keraguan bahwa Mujahidin sangat seksama dalam tujuan yang dipilih terutama dalam serangan-serangan Syahid dan upaya-upaya luar biasa yang ditekankan dalam membuat tamparan yang ampuh serta berat dalam jumlah korban musuh, meskipun musuh menggambarkan situasi yang sepenuhnya bertentangan. Mereka segera memobilisasi media mereka, yang sejak awal serangan merinci narasi musuh, melakukan wawancara dengan juru-juru bicara mereka, menyebarkan kebohongan-kebohongan dan distorsi-distorsi mereka dan menyikat (menggambarkan) serangan hanya sebagai sebuah insiden biasa kepada para penonton, pembaca dan pendengar mereka, yang target dan korban (dikatakan) adalah warga sipil.
Serangan terbaru pada hotel Spozhmai di Qargha juga digambarkan dalam keterangan yang sama seperti formula pernyataan dan upaya-upayanya untuk menyiraminya, namun kenyataan di lapangan tidak akan pernah disembunyikan dengan propaganda dan cepat ataupun lambat semuanya akan menjadi jelas. Hotel terkenal di Qargha itu yang berada dibawah serangan syahid ditempati oleh para tamu yang sebagian besar adalah para penyembah dollar, orang-orang bayaran dan para pegawai kedutaan besar Barat serta para pekerja LSM-LSM yang menyebarkan ajaran Kristen dibawah perintah dan dukungan negara-negara Barat dan juga bekerja bergandengan tangan dengan orang-orang Afghan (yang terlibat –red) dalam mempromosikan imoralitas.
Danau Qargha dibawah pengamatan Mujahidin selama beberapa bulan terakhir dan semua informasi yang dibutuhkan untuk operasi ini dikumpulkan dan pedoman tepat diserahkan kepada para pencari syahid. Pada 1 Sya’ban, operasi ini dimulai dengan kemampuan mutlak, rincian lebih lanjut akan dijelaskan dibawah ini:
Para pengatur operasi ini mengatakan bahwa pada Kamis (21/6/2012) malam dipilih secara spesifik karena berbagai pihak berada di dalam hotel ini dan sebagian besar para pesertanya adalah orang-orang berkebangsaan asing yang memiliki kekayaan dalam mengupayakan makanan mahalnya, minuman-minuman, dan hiburan. Diantara mereka adalah para pekerja dari duta-duta besar Inggris, Romania, Prancis, Kanada dan lainnya, para anggota LSM-LSM yang telah bekerja menyebarkan ajaran Kristen di negeri kami selama dekade terakhir serta para pejabat korup dari Badan Intelijen Kabul dan para menteri urusan dalam dan luar negeri yang telah mengisi kantong mereka dengan uang haram dan menghabiskan hidup mereka dalam berfoya-foya dan memainkan kehormatan, martabat dan harga diri bangsa ini. Di sana ada 330 orang-orang tersebut beserta kehadiran rekan-rekan mereka pada malam serangan itu dengan penuh alkohol, beberapa pelacur dan beberapa penyanyi terkenal yang bermain musik atas permintaan manajer hotel.
Para perserta operasi Syahid
Salah satu amir diantara empat Mujahidin (Hayatullah, Sulaiman, Naimatullah dan Kamran) yang sekarang telah mencapai operasi syahid tingkat tinggi mengatakan melalui telepon: “Ketika kami mencapai hotel itu, ada 4 polisi berdiri di gerbang depan. Kami meneruskan (terus menembus) dengan membunuh mereka dengan pistol kedap suara kemudian dengan tenang kami berjalan ke dalam, ke dekat gerbang utama dan memulai fase terpisah karena kami diinstruksikan oleh amir kami untuk menghindari membahayakan siapapun yang tidak terkait dengan rezim Kabul atau anak-anak atau para pegawai hotel. Kami melakukan sebagaimana yang diperintahkan untuk melakukan yang terbaik dari kemampuan kami dengan memisahkan para warga sipil, mengumpulkan mereka di dalam ruangan-ruangan dan menginstruksikan mereka untuk tidak meninggalkan ruangan itu pada saat pertempuran (sedang berlangsung). Di sisi lain, semua orang kebangsaan asing, tentara bayaran berseragam dan para menteri boneka dibunuh setelah memeriksa dokumen mereka. Setelah itu kami mulai memerangi musuh di luar.”
Saksi mata dan para pejabat keamanan daerah
Informasi berikut dikumpulkan dari seorang pegawai hotel tersebut, seorang tamu pebisnis dan komandan polisi di pos pemeriksaan. Ketiga pria tersebut menyatakan bahwa mereka telah menyaksikan hal-hal yang sepenuhnya diabaikan oleh tv-tv dan radio-radio. Mereka menegaskan bahwa orang-orang asing, yang sebagian besar adalah para pekerja LSM-LSM misionaris dan duta-duta besar Barat, mengunjungi hotel ini setiap malam dan terutama banyak yang datang pada malam ini.
“Serangan tersebut terjadi secara mendadak dan kami yang berdiri di sana terkejut. Kami melihat Mujahid di dalam mencari para target tertentu dan mengistruksikan orang-orang biasa untuk memasuki ruangan-ruangan dan diam di sana hingga pertempuran selesai. Kemudian pertempuran dimulai dan kami tidak tahu apa yang terjadi hingga pagi hari kecuali bagi ruangan yang dipenuhi oleh orang-orang tewas.”
Seorang komandan polisi dalam kondisi anonimitas mengatakan bahwa “lebih dari seratus orang tewas di sini, namun kami telah diberi tahu untuk tetap diam tentang para korban.” Dia lebih jauh mengatakan, “lantai dua masih belum bersih (hingga hari kedua) sementara ambulans melakukan perjalanan berturut-turut hingga hampir waktu senja.”
Orang itu menambahkan bahwa setelah serangan, area tersebut dikepung oleh pasukan asing hingga menjelang petang dan bahwa para menteri dalam negeri tidak diizinkan mendekati tempat itu. Pasukan asing mengevakuasi orang-orang berkebangsaan asing yang tewas dari tempat kejadian kemudian mengizinkan badan intelijen internal untuk turut membersihkannya, namun jumlah yang tewas, yang sebagian besar adalah orang-orang asing masih belum diketahui, tetapi orang- tersebut mengatakan bahwa dia yakin jumlahnya mencapai ratusan. Komandan yang tidak ingin disebutkan namanya itu menambahkan bahwa dia belum pernah melihat kehancuran semacam itu sementara para pekerja di dekat danau Qargha telah diberi tahu untuk tidak berbicara kepada kantor berita manapun tentang para ‘korban’.
Komandan pasukan asing
Komandan pasukan asing, John Allen, mengklaim dalam sebuah sikap yang kasar bahwa serangan ini adalah ulah “Haqqani Network” dan Pakistan. Satu hal yang menjadi rahasia umum adalah bahwa kapanpun orang-orang asing itu dihantam dengan pukulan yang berat, mereka selalu memulai membuat klaim-klaim yang konyol seperti itu. Faktanya adalah bahwa operasi ini dilakukan oleh empat pahlawan Afghan, mengenakan pakaian Afghan dan senjata-senjata yang digunakan adalah yang telah digunakan di negara negeri kami selama 33 tahun lalu dan yang dikenal oleh orang Afghan muda maupun tua dari namanya. Mujahidin juga mencapai target mereka melalui jalan darat dan menggunakan cara-cara yang diperlihatkan oleh orang Afghan, jadi mengapa harus menyalahkan negara tetangga? Klaim-klaim yang menggelikan semacam itu hanya bertujuan untuk berusaha mencemarkan nama Mujahidin dengan tujuan untuk mengurangi keberanian dan amalan besar para Mujahidin Afghan (Taliban).
Namun rakyat Afghan bukan baru memulai pertempuran tetapi kami telah melakukannya selama tiga dekade terakhir dan Mujahidin harus selalu menghadapi klaim-klaim konyol seperti itu yang berusaha menggambarkan mereka dalam pandangan negatif. Kami akan membutuhkan bantuan para tetangga dalam keadaan (jika) kami baru saja memulai perjuangan kami atau bahwa kami tidak familiar dengan senjata-senjata atau (jika) kami telah menghabiskan seluruh hidup kami dalam imoralitas dan berfoya-foya. Hanya dalam kasus demikian kami akan membutuhkan bantuan dari bangsa-bangsa lain (negara) dalam mengorganisir dan melakukan operasi. Masalah dari kenyataan ini adalah bahwa Mujahidin Afghan telah menetapkan contoh dalam perang dan dirinya sendiri sebagai master dari urusan-urusan perang. Ini adalah ketiga kalinya kami mengalahkan pasukan yang paling canggih dan paling terlatih di dunia, jadi apakah masuk akal Mujahidin membutuhkan bantuan (intervensi pihak luar –red) dalam operasi mereka? Persoalannya jelas, John Allen hanya berusaha untuk menipu publik Amerika dengan statemen-statemen semacam itu, mengontrol kegagalannya, merendahkan demonstrasi kecerdikan dan keberanian Mujahidin, serta terutama untuk memberikan ‘kesabaran’ bagi rezim Kabul yang kalah dan menimbulkan alasan-alasan untuk mereka untuk tetap bertempur, Mengapa?Karena Pakistan sedang bertentangan!!!
Media Barat
Media Barat juga membuat pengamatan membingungkan dan menampilkan bahwa Taliban masih merupakan pasukan kuat di Afghanistan dan menunjukkan bahwa mereka dapat berperang dimana saja mereka inginkan, dapat membawa senjata bersama mereka dimana saja mereka inginkan dan kota garnisun Kabul masih dibawah ancaman dari pasukan kuat Taliban.
Beberapa pengamatan jelas dapat dibuat dari analisa atas argumen-argumen berikut:
-
Bahwa Taliban ingin melanjutkan Jihad mereka dan melindungi kesucian agama mereka dan mempersiapkan untuk mempersembahkan setiap raja pengorbanan untuk mempertahankan bangsanya.
-
Taliban tidak bergantung pada propaganda tetapi mampu, dengan izin Allah, melakukan apa saja yang mereka inginkan dan menyerang musuh dimana saja yang mereka inginkan.
-
Taliban terus maju dengan Jihad mereka dengan bantuan dan pertolongan Allah serta (kemudian) dukungan bangsanya yang tak terkendali. Dengan dukungan yang besar sekali dan perngorbanan dari rakyatnya bersama para saudara Mujahidnya bahwa serangan seperti itu dilakukan di dalam kota garnisun Kabul. Mereka menutupi rahasia mereka dengan menutupi kepala mereka hingga peluncuran operasi.
-
Adapun penyebab para ‘korban’, mereka benar-benar ditutupi oleh para penjajah, rezim antek Kabul dan media-media wakil mereka serta hanya sedikit dirilis sementara setiap upaya dibuat untuk mengempiskan efektivitas serangan-serangan semacam itu. Orang-orang sebangsa kami menyaksikan bagaimana besarnya insiden Sahra Bagh ditutupi dan kemudian hal itu disaksikan oleh seorang jenderal Amerika di Amerika. Bahkan pemerintahan Kabul telah mengambil formula ini dengan selalu membantah korban-korban mereka meskipun Karzai membuat pernyataan yang jarang terjadi beberapa hari sebelumnya dan mengatakan bahwa 20 dan 25 personel keamanannya tewas setiap hari.
-
Bahwa ada orang-orang di dalam aparatur keamanan pemerintahan Kabul yang berbagi intelijen (informasi –red) dengan Mujahidin, dan dengan bantuannya (setelah Allah Ta’ala), operasi-operasi besar seperti itu terjadi.
-
Bahwa operasi musim semi Al-Faruq telah benar-benar menghancurkan musuh dan tak lama lagi mereka akan menghadapi kekalahan memalukan dan pergi.
-
Klaim-klaim NATO tentang kemajuan perangya (penjajahannya) terbukti salah.
-
Jelaslah bahwa tidak peduli seberapapun kuatnya kebatilan, ia akan menghadapi kekalahan dan kebenaran (al-haq) akan menang.
-
Jelaslah bahwa meskipun rakyat Afghan menjadi lemah, mereka lebih baik daripada bangsa manapun dalam membela agamanya, bangsa yang mencintai kebebasan dan kemerdekaan dan pelindung setia keyakinan mereka.
-
Sekarang para penjajah itu telah kalah, hanya ada satu-satunya jalan yang tersisa untuk mereka dan itu untuk menerima kepahlawanan bangsa Afghan dan menarik pasukan jahatnya dengan dalih apapun yang mereka inginkan. Jika langkah demikian tidak dilakukan, maka Muslim Afghan dan bangsa yang sangat geram ini akan memberikan pukulan-pukulan semacam itu bahkan lebih, yang tidak akan menyisakan kepala kalian atau kehormatan kalian.
Imarah Islam Afghanistan
Rabu, 7 Sya’ban 1433 H / 27 Juni 2012
(siraaj/arrahmah.com)