Oleh: Harits Abu Ulya
Pemerhati Kontra Terorisme dan Direktur CIIA (The Community Of Ideological Islamic Analyst)
(Arrahmah.com) – Tindakan-tindakan illegal kembali di lakukan oleh penegak hukum, penculikan kembali terjadi atas warga Sudiang Makassar Sulsel. Seorang yang bernama Andi Alkautsar bin Andi Abdul hamid alias Abu Habib, laki-laki kelahiran Pare-Pare Sulsel 36 tahun lalu di ketahui hilang oleh pihak keluarga sejak 16 Mei 2014.
Lelaki yang biasa aktif berjamaah solat di masjid Ar Ridla Sudiang Makassar ini diduga kuat di culik oleh aparat Densus 88 kalau bukan Satgas BNPT. Karena dalam beberapa hari sebelum Andi Alkaustar hilang ada orang-orang asing mencurigakan yang berseliweran diseputar komplek perumahan pesantren ar Ridla. Rumah tempat tinggal Andi di komplek tahfidz Qur’an Ar Ridla Sudiang Makassar. Andi bersama keluarga belum genap setahun tinggal dirumah tersebut dan sebelumnya di pare-pare
Kejadian penculikan serupa juga pernah dilakukan terhadap seorang imam masjid di Sudiang yang bernama ustad Faruq. Dan kemudian di ketahui oleh pihak pengurus RT dan pengurus masjid bahwa Faruq di culik oleh Densus88 sepulang dari Masjid dimalam hari.
Sampai laporan ini dibuat pihak keluarga Andi, yaitu istrinya yang dalam kondisi mengandung dan dua anak-ankanya yang masih kecil juga belum mendapatkan pemberitauan sama sekali dari pihak terkait perihal keberadaan Andi Alkautsar.
Dari informasi terbatas yang didapat, Kamis malam Jumat 15 Mei 2014 Andi memberitaukan kepada keluarga hendak keluar kota karena ada keperluan untuk mencari kebutuhan jelang kelahiran anaknya yang ketiga. Kebiasaan Andi jika pergi lama maka ia akan memberitaukan kepada keluarga atau teman-temannya di pesantren. Namun saat pergi malam Jumat, Andi niatnya sebentar sebatas keperluan. Tapi akhirnya sejak malam Jumat tersebut Andi tidak kembali lagi, sampai akhirnya pihak keluarga mendapatkan informasi bahwa Andi ditangkap aparat polisi.
Istri Andi baru tahu tentang hilangnya suami setelah tetangga rumah Pak Somad yang sama-sama biasa aktif berjamaah di masjid ar Ridla memberitahukan perihal Andi ditangkap oleh aparat. Dan Somad, memberitahu setelah di telpon oleh orang tidak dikenal yang mengaku aparat dengan sedikit penjelasan bahwa Andi Alkaustar di tangkap aparat.Kemungkinannya Andi di culik pada tanggal 16 Mei 2014 hari Jumat ketika Andi naik mobil angkutan umum dari arah Belopa Luwu-Sulsel menuju pulang balik ke Makassar. Ia di culik di sekitar daerah kampung Kera Kabupaten Wajo- Sulsel.
Ini satu contoh dari sekian kali kasus tindakan aparat Densus 88 dan Satgas BNPT yang tidak profesional dan membuang “criminal justice system”. Seseorang hanya berdasarkan dugaan atau informasi intelijen yang mentah dan premature kemudian digunakan untuk menangkap (lebih tepat adalah menculik) seseorang. Dalam kasus terorisme versi Densus 88 dan BNPT, konsistensi terhadap mekanisme penegakkan hukum tidak tertalu penting dan tidak dibutuhkan bagi mereka. Hak-hak korban penculikan (yang ditangkap) sering di abaikan begitu saja, ternasuk terhadap keluarga korban penculikan Densus88 atau Satgas BNPT. Dari analisa saya, kemungkinan saudara Andi Alkautsar di culik dikait-kaitkan dengan kelompok Santoso (Poso) dan saudara Andi di duga sebagai kurir penyuplai logistik pihak Santoso cs.Andaikan benar tentang peran Andi seperti itu, maka kenapa aparat Densus88 atau BNPT tidak melakukan penindakan dengan cara-cara yang etis, terukur dan profesional. Mengingat Andi saban hari juga bisa dengan mudah di dapati di komplek tahfidz Qur’an ar Ridla Sudiang Makassar. Dan saban hari saudara Andi juga sering tampak berjamaah di masjid ar Ridla.Sampai kapan penindakan hukum dengan cara-cara illegal ini dilakukan oleh aparat Densus88 dan BNPT? (azm/arrahmah.com)