JAKARTA (Arrahmah.com) – Koordinator Bdan Pekerja KontraS, Haris Azhar mengaku punya sejumlah informasi penting lain, di luar yang dia tulis hasil percakapan dengan Freddy Budiman pada 2014. Namun dirinya tidak mau buru-buru mengungkapkan informasi itu ke publik.
Dia sendiri, sebut laporan Okezone, akan mengungkap informasi tambahan tersebut jika Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga membentuk tim independen pencari fakta untuk menelusuri kebenaran testimoni dari Freddy.
”Kalau Presiden buat tim, kita kasih informasi,” ujar Haris.
Haris mengungkapkan, usai bertemu Freddy di Nusakambangan pada 2014 lalu, ia langsung melakukan riset guna mencari kebenaran pesan terpidana mati tersebut.
”Kita profiling, verifikasi dokumen hasil putusannya kemudian dari hal itu saya mendapatkan satu informasi penting saya cuma menunggu Presiden bikin tim, kita kasih informasi saya tidak bilang data ya,” ungkap Haris.
Meski demikian, Haris enggan membeberkan informasi yang didapat. Yang jelas informasi itu akan mengungkap bagaimana peredaran narkoba yang dilakukan Freddy Budiman di Indonesia. “Nantilah. sabar ajalah,” kata dia singkat.
Haris juga meminta tiga institusi yang disebut dalam testimoni Freddy Budiman tidak tersinggung. Menurut Haris, testimoni tersebut hendaknya jadi pelajaran untuk membenahi internal tiga lembaga tersebut.
“Buat prajurit TNI, Polri, dan BNN tidak perlu merasa marah. Informasi ini (dalam tulisan Haris) bisa dijadikan pembelajaran,” kata Haris dalam jumpa pers bersama Polri di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (10/8/2016).
Menurut Haris, tulisan yang diunggahnya di laman Facebook KontraS tersebut bukan bermaksud menjelek-jelekkan ketiga institusi. Pihaknya hanya ingin mengajak publik untuk bersama-sama mengawasi kinerja penegak hukum.
“Jadi bukan menyalahi institusinya. Jadi si pengemban jabatan-jabatan tertentu, mentalaahi mandat dan sumpah jabatannya. Sama-sama ayo kita kasih perhatian,” katanya.
(azm/arrahmah.com)