PARIS (Arrahmah.com) – Presiden Sarkozy menggambarkan, pengrusakan beberapa ratus makam tentara beragama Islam di Prancis Utara sebagai tindak rasisme yang amat sangat.
Inilah untuk ketigakalinya dalam dua tahun kuburan warga muslim di pemakaman Perang Dunia pertama dirusak.
Kerusakan diketahui pertama kali oleh seorang pejalan kaki pada Senin pagi, saat kaum Muslimin merayakan hari raya Idul Adha. Hampir semua dari 600 nisan pemakaman Muslim Notre Dame de Lorette dirusak malam sebelumnya.
Mereka yang melakukan pengrusakan itu menggambar swastika dan meninggalkan komentar yang menghina Islam dan menteri kehakiman Prancis yang beragama Islam, Rachida Dati.
Presiden Sarkozy menggambarkan tindakan itu sebagai tindak kebencian yang tidak bisa diterima. Beberapa menteri lain juga mengutuknya. Partai Sosialis, yang menjadi oposisi, tidak kalah kuat kecamannya.
Jaksa setempat mengatakan kerusakan yang terjadi menunjukkan adanya persamaan dengan tindak serupa yang terjadi April lalu. Kejadian itu berakhir dengan 2 pemuda simpatisan Neo Nazi dipenjarakan. Polisi mengatakan keamanan telah ditingkatkan namun tempat itu sangat sulit kalau harus dijaga terus menerus. (Hanin Mazaya/republika)