(Arrahmah.com) – Hari Jum’at (26/10) sebagai hari raya Idul Adha 1433 H sekaligus hari pertama gencatan senjata, ternyata tidak memiliki nilai apapun bagi rezim Nushairiyah Suriah. Militer rezim Asad kembali membombardir sejumlah kota dan desa dengan serangan artileri berat dan serangan udara.
Di propinsi Pinggiran Damaskus, militer rezim Suriah membombardir kota Araben dan Hamuriah dengan mortir dan rudal. Belum diketahui secara pasti jumlah korban gugur dan luka oleh serangan brutal tersebut.
Di kota Harasta, serangan militer rezim Suriah ke kota itu pada Jum’at (26/10) menewaskan belasan warga sipil muslim. Sebanyak Sembilan jenazah warga berhasil diidentifikasi dan dievakuasi untuk dimakamkan. Mereka adalah Abdu an-Nashir Nashir, Abdurrahman Mubayadh, Usamah Ar-Rifa’i, Ahmad Ruslan, Ubadah Thariq, Muhammad Kalsy, dan Mahmud Muhammad Sawwah.
Dua korban gugur lainnya adalah wanita, yaitu Hajah Shabah Abdul Wahhab Tahmaz dan Lamiya Usamah Ar-Rifa’i. Sementara itu sejumlah jenazah warga belum bisa dievakuasi dari jalanan akibat gencarnya tembakan sniper dan artileri militer rezim Suriah di kota Harasta.
Kantor berita Ugarit News melaporkan bahwa helikopter tempur rezim Suriah tetap terbang dan membombardir propinsi Deir Ezor pada Jum’at (26/10) hari pertama gencatan senjata fiktif yang difasilitasi oleh misi utusan PBB, Akhdar Brahemi.
Di kota Tal Kalakh, propinsi Homs, pesawat tempur rezim Suriah kembali membombardir pemukiman penduduk dan fasilitas umum pada Jum’at (26/10). Sejumlah bangunan pemukiman nampak hancur oleh serangan udara. Sementara itu tembakan gencar masih terdengar saat wartawan Ugarit News meliput secara langsung di kota tersebut.
Di desa Sahari, propinsi Daraa, sniper militer rezim Suriah menembaki penduduk sipil muslim wilayah tersebut pada hari Idul Adha. Penduduk dilanda ketakutan dan mengurung diri di rumah setelah selesai melaksanakan shalat Ied.
(muhib almajdi/arrahmah.com)