KABUL (Arrahmah.com) – Operasi gabungan pasukan NATO-Afghanistan yang telah berlangsung selama lima hari di distrik Marjah, selatan provinsi Helmand, NATO belum mampu mewujudkan keinginannya untuk membersihkan Marjah dari mujahidin.
Sebaliknya, di luar perkiraan, mujahidin Afghanistan benar-benar membuktikan bahwa mereka siap menghadapi pasukan NATO dan Afghanistan. Bahkan hari Rabu (17/2), perlawanan sporadis dari mujahidin terhadap pasukan salibis dan Afghan terus dilancarkan, sebagaimana yang diakui oleh pemerintah setempat.
Untuk membuktikan siapa yang benar-benar mengangkat tangan dalam peperangan Marjah dan untuk menepis propaganda yang selama ini selalu dijadikan ajang untuk memanipulasi kenyatan, mujahidin Afghanistan mengundang para jurnalis untuk mengunjungi medan perang dan hakim yang memiliki upper hand.
Dalam email yang dikirimkan ke media pada hari Selasa, mujahidin mengundang media untuk mengirimkan reporter mereka ke Marjah dan melaporkan fakta sebenarnya mengenai situasi di sana.
Beberapa hari sebelum operasi Marjah, komandan militer Afghanistan mengatakan pihaknya meluncurkan operasi non-kombatan yang bertujuan untuk meminta penduduk setempat untuk meninggalkan daerah, dan menyeru mujahidin untuk meletakkan senjata dan menyerah.
Ratusan keluarga telah meninggalkan tempat tinggal mereka dan sebagian mengungsi ke Lashkar Gah, ibukota provinsi Helmand, untuk menghindari perang.
Namun, mujahidin sejak awal meremehkan serangan yang telah disiapkan dengan baik, dan bersumpah untuk berjuang sekuat tenaga.
Juru bicara mujahidin, Qari Yusuf Ahmadi dalam pembicaraan dengan media melalui telepon dari lokasi yang tidak dikenal telah menyatakan bahwa mujahidin telah membunuh lebih dari dua lusin tentara NATO dan Afghanistan selain menghancurkan dua tank.
Namun, pemerintah Afghanistan menolak klaim itu dan menyatakan kabar itu semata-mata sebagai propaganda. Karena menurut pemerintah hanya ada satu tentara tewas dan tiga yang cedera dalam operasi gabungan itu.
Departemen Pertahanan Afghanistan, menurut laporan media setempat menegaskan bahwa perlawanan masih berlanjut di pinggiran distrik Nad Ali dan Marjah. (althaf/xnh/arrahmah.com)