Juru bicara militer Israel mengungkapkan, Kepala Angkatan Bersenjata Israel Letnan Jenderal Dan Halutz mengundurkan diri setelah tim yang menyelidiki kekalahan Israel dalam perang melawan Hizbullah tahun 2006 lalu, berhasil mengambil kesimpulan.
Menurut juru bicara itu, Dan Halutz sudah menyampaikan pada PM Ehud Olmert dan Menteri Pertahanan Amir Peretz bahwa ia akan mengundurkan diri pada Rabu (17/1) “karena penyelidikan sudah menemukan arahnya.”
Radio Israel melaporkan, Dan Halutz mengaku bertanggungjawab atas kekalahan pasukan Israel dalam perang melawan Hizbullah tahun lalu.
“Buat saya, konsep tanggungjawab adalah segalanya,” kata Halutz dalam surat pengunduran dirinya, seperti dilaporkan radio Israel.
Sebelumnya, Halutz mengaku bahwa dirinya melakukan sejumlah kesalahan selama perang berlangsung. Kesalahan yang menurutnya paling fatal adalah terlambat mengambil keputusan untuk mengerahkan ribuan pasukan cadangan dalam serangan darat dan kegagalan militer Israel untuk menangkis ribuan serangan roket dari Libanon ke wilayah utara Israel.
Perang Israel melawan Hizbullah, membuat pemerintah Israel menuai kritik di dalam negerinya sendiri karena dianggap gagal menghentikan serangan roket Hizbullah ke Israel dan gagal membebaskan dua tentara Israel yang ditawan Hizbullah. Pihak intelejen Israel juga dikritik karena dianggap tidak memiliki informasi yang memadai tentang kekuatan Hizbullah.
Laporan-laporan media massa Israel juga menilai militer Israel tidak siap berhadapan dengan Hizbullah. Ketidaksiapan ini terlihat ketika beberapa unit militer Israel kekurangan pasokan makanan dan air ketika mereka berhasil melintasi perbatasan Libanon. (ln/aljz/era)