ISTANBUL (Arrahmah.id) — Polisi antihuru hara Turki menahan puluhan pengunjuk rasa yang menuju Taksim Square, Istanbul untuk demonstrasi Hari Buruh atau May Day, lapor Reuters (2/5/2022).
Kantor gubernur Istanbul telah mengizinkan perayaan May Day diadakan di distrik lain dan menganggap pertemuan di semua lokasi lain tidak sah dan ilegal.
Seorang jurnalis Reuters melihat polisi anti huru hara berkelahi dengan dan memborgol pengunjuk rasa, gambar yang ditampilkan di televisi oleh penyiar domestik.
Kantor Berita Demiroren melaporkan polisi juga menahan 30 orang di Besiktas tengah dan 22 lainnya di distrik Sisli.
Pada Ahad, satu pernyataan dari kantor gubernur Istanbul menyatakan bahwa 164 pengunjuk rasa telah ditahan di seluruh kota karena “berusaha mengadakan demonstrasi ilegal.”
Pawai yang dipimpin oleh pekerja dan serikat pekerja diadakan pada tanggal 1 Mei setiap tahun sebagai bagian dari perayaan Hari Buruh Internasional di banyak negara.
Tingkat inflasi tahunan Turki diperkirakan akan meningkat menjadi 68 persen pada bulan April, didorong lebih tinggi oleh konflik Rusia-Ukraina dan kenaikan harga komoditas, hanya sedikit surut pada akhir tahun, jajak pendapat Reuters menunjukkan pada Kamis.
Inflasi yang melonjak dan kesulitan ekonomi yang ditimbulkannya dikutip dalam pernyataan May Day dari beberapa kelompok.
“Tema utama kami tahun ini adalah biaya hidup. Inflasi diumumkan setiap awal bulan. Tingkat inflasi harus ditambahkan ke upah setiap bulan,” kata kepala Konfederasi Serikat Buruh Turki (Turki-Is), Ergun Atalay, saat meletakkan karangan bunga di Taksim Square dan menuntut agar upah minimum disesuaikan setiap bulannya.
Warga dan serikat pekerja di kota-kota di seluruh Eropa turun ke jalan untuk pawai Hari Buruh, dan untuk menyampaikan pesan protes kepada pemerintah mereka, terutama di Prancis saat hari libur untuk menghormati pekerja digunakan sebagai seruan menentang Presiden Emmanuel Macron yang baru terpilih kembali.
Di Italia, setelah jeda pandemi selama dua tahun, satu mega-konser luar ruangan diadakan di Roma dengan demonstrasi dan protes di kota-kota di seluruh negeri. Selain pekerjaan, perdamaian adalah tema yang mendasari seruan untuk diakhirinya perang Rusia di Ukraina.
Tiga serikat pekerja utama Italia memfokuskan unjuk rasa utama mereka di kota puncak bukit Assisi, yang sering menjadi tujuan protes perdamaian. Slogan tahun ini adalah “Bekerja untuk perdamaian.”
“Ini adalah Hari Buruh komitmen sosial dan sipil untuk perdamaian dan tenaga kerja,” kata Kepala Serikat CISL Italia, Daniela Fumarola.(hanoum/arrahmah.id)