TELUK PERSIA (Arrahmah.com) – Menteri perminyakan Arab Saudi mengatakan, Riyadh mampu meningkatkan produksi minyak meski harga minyak dunia sedang naik setelah Eropa sepakat untuk menjatuhkan embargo pada minyak Iran.
Ali al-Naimi mengatakan bahwa ancaman Iran untuk menutup Selat Hormuz telah menyebabkan harga minyak naik hingga 4 dolar per barel di pasar global, dilansir presstv pada Kamis (5/1/2012).
Saudi Arabia mempunyai kapasitas untuk memroduksi 12,5 juta barel minyak mentah per hari, tambah al-Naimi.
Seorang pejabat Kementrian perminyakan yang tidak disebutkan namanya mengatakan kepada Associated Press pada (27/12/2011) bahwa negara-negara Arab Teluk Persia mempersiapkan untuk mengimbangi adanya potensi hilangnya minyak Iran di pasar dunia, akibat dari sangsi internasional yang dijatuhkan ke negara itu.
Pernyataan itu disampaikan setelah Wakil presiden pertama Iran, Mohammad Reza Rahimi memeperingatkan sebelumnya pada hari yang sama bahwa pengenaan sangsi minyak kepada negaranya akan mendesak Tehran untuk mencegah kargo minyak melewati selat Hormuz.
“jika mereka memberlakukan sangsi terhadap minyak Iran, bahkan setetes minyak pun tidak akan diizinkan untuk melewati selat Hormuz,” tambahnya.
Selat Hormuz adalah perairan sempit yang menghubungkan Teluk Persia di Sebelah barat ke Laut Oman.
Secara statistik, selat Hormuz merupakan salah satu jalur pengiriman yang paling penting di dunia pelayaran, sekitar 15 juta barel minyak mengalir setiap harinya melalui jalur itu.
90 persen dari jumlah tersebut adalah ekspor dari negara-negara kaya di pesisir Teluk Persia dan hampir 40 persen dari konsumsi minyak global. (siraaj/arrahmah.com)