JAKARTA (Arrahmah.id) – Harga beras diwaspadai akan terus mengalami lonjakan. Chief Economist Bank Permata Josua Pardede menyebut, harga beras dan kebutuhan pokok akan terus merangkak naik seiring dengan dinamika el nino yang terjadi.
’’Inflasi pangan akan melonjak sekitar 6 sampai 9 bulan setelah el nino terjadi. Ada leg time,’’ ujarnya pada media briefing Kementerian Keuangan, Senin (25/9).
Josua menjelaskan, leg time atau jeda waktu itu lumrah terjadi dalam dinamika inflasi. Hal itu juga terjadi pada inflasi pangan yang diakibatkan el nino.
Dia menyebut, harga beras rata-rata akan terus naik. ’’Untuk beras itu rata-rata dari puncak el nino akan ada inflasi beras yang meningkat. Waktunya sekitar 6 sampai 9 bulan setelah puncak el nino,’’ imbuh dia.
Presiden Joko Widodo pun menyebut bahwa harga beras masih belum normal kembali. Jokowi menyebut el nino menjadi biang kerok yang membuat harga pangan menjadi melambung.
Kondisi itu makin diperparah dengan kekeringan yang terjadi di sejumlah wilayah. Jokowi menyebut, 19 negara juga menyetop ekspor beras.
’’Ya, super el nino, kekeringan. Dan juga karena banyak negara, 19 negara sudah menyetop ekspor beras,’’ jelasnya.
Untuk mengatasi kondisi itu, Kepala Negara menyebut bahwa pemerintah telah melakukan berbagai upaya. Di antaranya yakni operasi pasar hingga menggelontorkan beras ke sektor ritel.
’’Beras kita sudah lakukan operasi pasar, menggelontorkan ke ritel, menggelontorkan ke Cipinang, dan kita harapkan mungkin dalam dua minggu, tiga minggu ini akan mulai dipasarkan, sudah mulai turun,’’ pungkasnya.
(ameera/arrahmah.id)