BANGKOK (Arahmah.id) — Kementerian Kesehatan Thailand mendukung konsumsi daging buaya oleh warga sebagai alternatif untuk menggantikan daging babi yang harganya meroket.
Direktur Jenderal Kemenkes Thailand, Suwannachai Wattanayingcharoenchai, dilansir The Independent (22/1/2022), mengatakan daging buaya mengandung banyak protein. Namun, ia mengingatkan bahwa daging buaya harus dimasak dengan benar demi menghindari kontaminasi bakteri.
Meskipun hidup di peternakan yang bebas bahan kimia, buaya mungkin mengandung bakteri seperti salmonella. Bakteri ini menyebabkan kelainan sistem pencernaan.
Suwannachai mengatakan, orang harus mencuci tangan dan peralatan secara rutin, sebelum memasak daging buaya. Pembeli juga harus menahan diri untuk tak makan daging buaya setengah matang.
“Saya menyarankan membeli ekor reptil karena dianggap bagian terbaik daging,” kata dia dikutip Bangkok Post.
Daging buaya yang bagus harus segar dengan warna natural tanpa bau menyengat.
Sebelum dibekukan daging harus dicuci. Daging juga harus ditutup dengan kertas perkamen dilapisi minyak sayur untuk memperpanjang masa konsumsi.
Daging itu bisa bertahan hingga 10-12 bulan di suhu -24 derajat hingga -18 derajat celcius, sementara untuk dua hingga empat bulan dengan -12 derajat hingga -8 derajat celcius.
Adapun untuk 24 jam disimpan dengan suhu 0-5 derajat Celsius. Direktur Departemen Biro Nutrisi, Sapin Chotevichien, mengatakan 100 gram daging buaya mengandung 99 kalori, 2.9 gram lemak dan 21.5 gram protein.
Banyak orang memilih sumber lain untuk memenuhi kebutuhan protein dengan mengonsumsi ikan, telur, dan buncis.
Penduduk lokal dari distrik Phimai, di Provinsi Nakhon Ratchasima, memilih memenuhi protein dari siput sungai atau yang disebut hoy na.
Sebelumnya dikabarkan para peternak buaya di Thailand mulai keteteran meladeni permintaan daging reptil itu setelah daging babi naik.
Daging babi melonjak akibat banyak hewan tersebut yang mati karena terserang flu babi di Thailand.
Harga daging babi kembali turun dalam beberapa hari belakangan, namun Thailand disebut masih kekurangan stok daging babi.
Mengutip Nation Thailand, pemerintah pun mulai melakukan antisipasi untuk menghadapi kenaikan daging jelang tahun baru Imlek. (hanoum/arrahmah.id)