CHICAGO (Arrahmah.com) – Pemerintah Obama berpeluang untuk tidak mungkin mencapai kata sepakat dengan Pakistan seperti yang sudah lama mereka tunggu-tunggu, untuk membuka kembali jalur pasokan kebutuhan tentara salibis Barat di Afghanistan sebelum pertemuan puncak NATO di Chicago akhir pekan ini, seorang pejabat AS mengatakan.
“Ada kemungkinan bahwa kami mungkin tidak melihat kesepakatan sebelum akhir pekan ini,” kata pejabat AS tanpa menyebut nama. “Namun pembicaraan mengalami kemajuan dan kami berharap untuk mencapai kesepakatan dalam waktu dekat.”
Awal pekan ini, saat Presiden Pakistan Asif Ali Zardari menerima undangan pada menit-menit terakhir KTT NATO pada 20-21 Mei, banyak pejabat AS merasa optimis mereka akhirnya bisa membuat kesepakatan untuk membuka kembali rute utama tanah NATO ke Afghanistan. Pakistan menutup rute tersebut sebagai protes ketika pesawat AS menewaskan 24 tentara Pakistan di sepanjang perbatasan Afghanistan pada bulan November.
Kehadiran Zardari di KTT dilihat sebagai terobosan potensial setelah membekunya hubungan AS-Pakistan selama berbulan-bulan.
Sekarang, karena kedua negara terus tidak setuju tentang rincian dari kesepakatan, dan hal ini memperlihatkan secara tidak langsung bahwa optimisme di kedua belah pihak tampaknya telah pudar, menurut sejumlah pengamat.
Bangsa-bangsa anggota NATO yang sedang bergulat dengan tekanan fiskal di dalam negeri mereka, sangat ingin mencapai kesepakatan di mana Pakistan akan mengizinkan truk NATO untuk sekali lagi dengan leluasa menggunakan jalan-jalan di Pakistan, sebagian karena pengiriman pasokan ke Afganistan dari utara jauh lebih mahal.
Negosiasi antara pejabat AS dan Pakistan di Islamabad telah berlangsung.
Sejak awal, pemerintah Zardari telah menuntut permintaan maaf tingkat tinggi atas insiden perbatasan, yang diklaim NATO sebagai sebuah kebetulan tetapi justru Pakistan yang marah.
Meski demikian, pemerintahan Obama menolak meminta maaf.
Pejabat AS mengatakan kemungkinan besar dengan dibukanya kembali jalur tersebut, negara-negara NATO akan dikenakan biaya untuk mengangkut peralatan ke Afghanistan, dan hal ini yang menjadi batu sandungan utama dalam pembicaraan mereka.
Pakistan mengatakan jalan yang dilalui oleh truk suplai NATO membutuhkan jutaan dolar untuk perbaikan setelah bertahun-tahun. Jumlah yang dibebankan jauh lebih tinggi dari apa yang telah ditawarkan para pejabat AS.
“Biaya yang diusulkan oleh Pakistan tidak bisa diterima, bukan hanya bagi Amerika Serikat tetapi bagi sekutu NATO,” kata pejabat itu. (althaf/arrahmah.com)