GAZA (Arrahmah.id) – Kepala biro politik Hamas, Ismail Haniyeh, mengatakan tidak ada satupun tawanan “Israel” yang akan dibebaskan kecuali dengan syarat dari perlawanan.
Dalam pidatonya pada Selasa malam (2/1/2024), Haniyeh mengatakan bahwa perlawanan adalah “penguasa ruang dan waktu” di Gaza dan Palestina.
Dia menambahkan bahwa agresi “Israel” akan berhenti di bawah pukulan perlawanan dan ketabahan rakyat Palestina. Musuh tidak punya pilihan selain menyerah pada kemauan rakyat Palestina dan kekuatan perlawanan.
Haniyeh mengatakan bahwa perlawanan mengubah tank pendudukan menjadi “peti mati hangus”, dan mereka menjadi legenda kegigihan dan perlawanan di hadapan dunia. Dia menunjukkan bahwa perlawanan terus menembak jatuh sasaran musuh satu demi satu dan tentara Zionis terus melakukan semua upaya untuk menghancurkan mereka dan mengambil kembali tentaranya yang ditangkap, dan pada akhirnya berujung pada kegagalan.
Dia menunjukkan bahwa pendudukan mulai mendorong transisi ke tahap ketiga perang, namun “hal ini akan gagal lagi di hadapan keberanian perlawanan.”
Ilusi dan fatamorgana
Kepala Biro Politik Hamas tersebut menekankan bahwa segala pengaturan mengenai penyelesaian masalah Palestina tanpa gerakan Hamas dan faksi perlawanan adalah “ilusi dan fatamorgana,” katanya.
Haniyeh mengatakan tidak ada keamanan, stabilitas, atau masa depan di kawasan kecuali rakyat Palestina mendapatkan hak sah mereka di negaranya, dengan Yerusalem sebagai ibu kotanya.
Kepala Biro Politik memberikan penghormatan kepada semua orang yang mendukung perlawanan di Libanon, Irak dan Yaman, dan kepada semua orang yang datang ke seluruh dunia untuk mendukung rakyat Palestina dan hak-hak mereka. Beliau juga memberikan penghormatan kepada Afrika Selatan karena telah mengajukan permohonan gugatan di hadapan Mahkamah Internasional mengenai kejahatan pendudukan. (zarahamala/arrahmah.id)